Tradisi Jenang Suran, Kelurahan Pinggokusuman Gelar Kirab Budaya

Menyambut Tahun Baru Islam atau 1 Muharam 1441 Hijriah, berbagai tradisi digelar di berbagai daerah. Salah satunya tradisi Jenang Suran yang dilaksanakan ratusan warga dilaksanakan di Ndalem Notoyudan, Kelurahan Pringgukusuman, Kecamatan Gedongtengen Kota Yogyakarta, Minggu (15/9).

Ratusan orang mengenakan pakaian tradisional dalam Kirab Budaya Jenang Suran. Dengan membawa gunungan yang berisikan berbagai macam makanan. Gunungan terdiiri dari lima yakni, dua gunungan berisi sayuran dan buah-buahan, dua gunungan berisikan jajanan atau snack, dan kendi yang berisikan jenang suran.

Setelah di kirab, rombongan kembali ke Ndalem Notoyudan untuk menggelar doa bersama.  Jenang Suran diberikan kepada seluruh warga Pringgokusuman. Sajian jenang sendiri terdiri dari Jenang, telor, abon, kacang, tempe, kacang kedelai hitam, sambel goring kerecek yang khas untuk di hidangkan untuk para warga sekitar.

Ketua LPMK Pringgokusuman, Sintono mengatakan, makna Jenang Suran adalah bentuk syukur nikmat warga kepada sang maha kuasa. “Kalo saya makna jenang suran yaitu sebagai simbol ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas diberinya segala nikmat dilingkungan kelurahan, ya nikmat kegotongroyongan, kebersamaan dan kenyamana,” ungkapnya.

Ia menambahkan kegiatan ini diadakan rutin setiap tahunnya, yang awalnya ikon kelurahan sekarang menjadi kegiatan rutin bersama warga. “Awalnya apa yang jadi ikon Kelurahan Pringgokusuma pada Lima tahun yang lalu karena di Candi Donotirto Warga Setempat masih nguri-uri budaya dengan membuat Jenang Suran, maka Kami angkat  jadi ikon.  Dulu cuman satu RW hingga kita angkat satu kelurahan dan kita adakan kirab di Bawa ke  ndalem Notoyudan,” katanya.

Diawali lantunan sholawat Nabi Muhammad SAW,dzikir dan doa bersama di Ndalaem Notoyudan, maka dimulailah rangkaian ritual Jenang Suran dan suasana  khusyuk dirasakan oleh warga.

Selain itu, Wakil Walikota Heru Poerwadi beserta istri mengikuti upacara ini, dengan merayakan pergantian Tahun Baru Islam. Tradisi jenang suran juga memiliki makna sebagai rasa bersyukur atas berkah dan rahmat yang Tuhan telah berikan dan sebagai perwujudan hubungan persatuan antar umat muslim dari kedua wilayah Yogyakarta. “Harapannya nantinya kita bisa mensejahterakan dan menjadi kekuatan yakni kota seni dan kota budaya yang berpengaruh nantinya banyak orang yang berbondong-bondong kesini,” katanya.

Event ini ditunggu-tunggu oleh masyarakat sekitar dengan berbagai aktraksi dan sajian khas Kirab Jenang Suran. Heroe Poerwadi berharap acara seperti ini harus dilestarikan dan dijaga kerukunan warganya.

“kegiatan ini adalah ucapan syukur dan juga membuat orang yang datang akan mendapatkan kesan dan pesan dengan diberikannya sajian dan aktraksi, kegiatan ini juga sebagai nglarisi program-program yang ada di Pringgokusuman yakni menjadi event budaya tahuanan merupakan langkah untuk melestarikan budaya yang ada disini,” ungkapnya. (Hes)