Ribuan Wayang Kapi-Kapi Kepung Tugu Pal Putih

 

Gerombolan Wayang Kapi-Kapi berhasil memukau jutaan mata pada pagelaran Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) ke-4 di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Tugu Pal Putih hingga Jalan Margo utomo malam ini, Senin (7/10/2019).

Berbentuk perpaduan antara bagian tubuh hewan khususnya kera dengan berbagai binatang lain, Wayang kapi-kapi tampil penuh kharismatik persis ketika sedang mengawal pasukan kera Hanoman saat melawan pasukan raksasa di Kerajaan Alengka.

Total ada 14 karakter Wayang Kapi Kapi yang diperagakan oleh 14 kecamatan dengan menggunan kostum dari inspirasi wayang sesuai dengan karakter wayang masing masing.

Kapi-kapi ini memperagakan keahlianya sendiri-sendiri, tidak hanya satu dua, Kapi memang dicipatakan penuh dengan keahlian yang berbeda-beda, keunikan inilah yang kemudian memanjakan mata penonton sehingga tidak membosankan.

Seperti Kapi Warjita, yang memadukan antara bentuk hewan kera dengan cacing, selain itu ada juga Kapi Anala yang memadukan kera dengan rambut api yang diusung Kecamatan Umbulharjo.

Yang tidak kalah uniknya adalah Kapi Wraha yang diperagakan Kecamatan Gondomanan, Kapi jenis ini memadukan kera dengan celeng. Lain lagi dengan Kecamatan Gedongtengen yang membawakan Kapi Satabali yang merupakan gabungan kera dengan ayam jago.

Kapi-kapi memiliki filosofi sangat tinggi yakni mencerminkan kelompok yang berbeda beda. Kapi yang diciptakan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VII ini memiliki jumlah yang minoritas namun kapi memiliki peranan yang sangat penting dalam cerita Ramayana.

Vehicle pembuka event diberi nama Urang Ayu adalah seorang putri cantik anak dari Baruna (Raja Penguasa Laut yang Berbadan Ikan). Vehicle bernuansa udang dengan perempuan cantik berkostum udang. Dikawal oleh pasukan udang berparas cantik.

Sedangkan vehicle penutup diberi nama Anjani yakni seorang perempuan dengan cantik yang berubah menjadi berwajah kera. Anjani dikaruniai seorang putra yang sakti mandraguna bernama Hanoman.

Gubernur DIY, Sri Sultan HB X yang diwakili Wagub KGPAA Paku Alam X mengatakan, Yogyakarta kaya akan Seni dan Budayanya daerah ini layak disebut miniaturnya Indonesia.

"Budaya-budaya di Yogyakarta dapat mensinergikan jaringan masyarakat dan menyatuan antara golongan," kata Paku Alaman X dalam sambutannya sekaligus membuka Jogja Night Carnival ke-4 di Tugu Pal Putih Yogyakarta.

Dikatakan, event ini akan menjadi ajang mendekatkan masyarakat dengan 14 karakter Wayang Kapi-kapi yang jarang terekspos.

“Wayang Kapi-kapi memiliki makna filosofi dalam kehidupan sehari-hari. Wayang Kapi-kapi mengajarkan agar kita saling mengayomi meski memiliki pribadi berbeda-beda, sangat pas untuk konteks seperti sekarang,” imbuhnya.

Sementara itu Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti berharap melalui hajatan pargelaran Wayang Jogja Night Carnival #4 bisa  menggelorakan tekad persatuan dan kesatuan warga kota Yogyakarta. “Kita satukan asa dan harapan demi kemajuan seluruh warga,” ucap Haryadi Suyuti.

Dan yang tidak kalah pentingnya menurut Haryadi adalah melalui acara ini pula dapat semakin meneguhkan Kota Yogyakarta sebagai miniatur Indonesia, sehingga pada akhirnya dapat memberikan pelayanan yang prima kepada seluruh warga yang datang ke Yogyakarta.

Momentum ini, sambungnya, merupakan saat yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat, dengan lebih kurang 60.000 pengunjung hadir malam hari ini memenuhi Tugu Pal Putih dan sekitarnya.

“Wayang Jogja Night Carnival merupakan suguhan yang memberikan manfaat luar biasa bagi segala aspek, salah satunya aspek pariwisata ditandai dengan lonjakan tingkat hunian hotel, demikian pula bermanfaat bagi peningkatan aspek ekonomi riil masyarakat agar lebih berkembang, maju dan mandiri,” paparnya.

Maka dari itu, masih kata Haryadi, Pemerintah Kota Yogyakarta terus melakukan inovasi baik dalam konsep maupun kemasaan acara. Sehingga harapannya, pagelaran ini tidak hanya menjadi sebuah tontonan semata namun juga sebagai tuntunan atau media edukasi.

Rangkaian kegiatan HUT Kota Yogyakarta ke-263 diawali dengan Wiwitan pada tanggal 1 Oktober 2019 yang berlokasi di Balaikota. Melalui Festival Pesona Kearifan Lokal, Jogja Kreatif, Pameran Dekranas, merupakan penguatan sisi ekonomi sekaligus etalase ekonomi produk kreatif terbaik disajikan secara apik di Kota Istimewa ini.

Kemudian dilanjutkan dengan berbagai kegiatan antara lain Lomba Gelar Potensi Pertanian, Festival Satwa dan Pertanian, Lomba Burung Berkicau #5 dan pameran-pameran produk lokal yang merupakan rekreasi hobbies sebagai gaya hidup masyarakat perkotaan untuk memberikan dukungan bagi pengembangan pariwisata. (Tam)