Ribuan Burung Ikut Lomba Pada Gelaran Lomba Burung Berkicau V

Dalam rangkaian peringatan HUT 263 Kota Yogyakarta, Pemkot Yogya menggelar Lomba Burung Berkicau Piala Walikota ke V, yang berlangsung pada Minggu (13/10/2019) di halaman parkir air mancur kompleks Balaikota Yogya

Dalam kegiatan ini diikuti 4000 burung yang terbagi menjadi 13 jenis burung yang kemudian dibagi lagi ke dalam empat kelas, yakni Walikota, Malioboro, Tugu dan Tamansari.

Adapun jenis burung yang dilombakan diantaranya Cucak Hijau, Murai Batu, Kenari STD, Kacer, Cendet, Love Bird, Anis Merah, Hwamey, Kenari Isian, Branjangan, Tledekan dan lainnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogya, Sugeng Darmanto mengatakan Lomba burung berkicau tersebut menjadi wadah penyaluran hasil budidaya burung kicau di Kota Yogya.

Dengan mendapat sertifikat, lanjutnya, nilai jual burung meningkat sehingga membuat para kicau mania semangat untuk membudidayakannya, yang secara tidak langsung juga berdampak pada terjaganya populasi burung kicau di Kota Yogya.

"Kegiatan ini juga bisa dijadikan sebagai media untuk mempererat tali persaudaraan diantara para pecinta burung berkicau,” katanya.

Lebih lanjut, Ia mengatakan kegiatan ini sekaligus untuk mengenalkan Kota Yogya kepada masyarakat luas terutama di bidang pariwisata, sebab banyak peserta yang berasal dari luar Kota Yogya.

"Harapannya melalui kegiatan ini akan mengangkat nama Kota Yogya di kancah nasional maupun regional," katanya.

Sementara itu, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi memaparkan bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki perhatian pada lomba burung.

"Selain menjadi salah satu klangenan yang tumbuh dan berkembang di tradisi Jawa, ini bagian dari upaya kita untuk lihat potensi yang bisa dikembangkan untuk meningkatan ekonomi daerah dan meningkatkan masyarakat," jelasnya.

Burung yang ada saat ini menjadi bagian dari kreatifitas masyarakat dalam penangkaran maupun menjaga serta memelihara, agar menjadi bagian dari industri kreatif di Yogyakarta. Bahkan, burung menjadi pemicu bergeraknya ekonomi di bidang lain seperti penangkaran.

Ia pun berharap, lomba burung berkicau ini bisa menjadikan warga Yogyakarta guyub rukun dan sambil menikmati suara burung. Tak hanya itu, ia berharap, event ini mampu menjadi event wisata khas Yogyakarta.

"Mari kita jadikan event ini sebagai event wisata. Sebagai bagian dari keunikan warga Yogyakarta," tutupnya.

Ia mengungkapkan jika perkembangan burung berkicau saat ini sangat pesat khususnya di Kota Yogya. Budidaya burung berkicau tidak perlu lahan luas, melainkan bisa di halaman rumah.

"Burung berkicau bisa dijadikan peluang usaha bagi semua kalangan. Pemeliharaan mudah, pakan tidak banyak dan bernilai ekonomi tinggi," ujarnya.

Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasty) juga menjadi wadah penyalur hasil budidaya burung kicau. Produk budidaya Kota Yogya di sana kebanyakan love bird, kenari dan murai. Sedangkan jenis lain biasanya didatangkan dari daerah luar. (Han).