Kampung Siaga Mangunnegaran

Dalam rangka mewujudkan Kampung Siaga bebrapa langkah di lakukan oleh warga Mangunnegaran menggelar beberapa kegiatan seperti senam, ketja bhakti dan cek jentik – jentik.

Ketua RW Siaga 18, Djoko Sartono menuturkan bahwa RW Siaga adalah bentuk kesiapsiagaan wargaapabila terjadi kegawatdaruratan, bencana dan berbagai kejadian di masyarakat,

Dengan slogan Tatag Tetep yang kami maknai sebagai tanggap, tangguh, teges dan tepo sliro merupkan upaya kami dalam berkegiatan di masyarakat, sedangkan 18 adalah kami berada di wilayah RW 18, Kelurahan Panembahan.

“Seperti halnya kegiatan pagi ini, berupa kerja bakti yang dilakukan bapak-bapak sebagai upaya kami membersihkan lingkungan agar bersih, asri dan nyaman. Sedangkan ibu-ibu pun tak ketinggalan pagi ini melakukan operasi jentik-jentik dari rumah ke rumah agar bisa diketahui sejak awal keberadaan jentik-jentik dan mencegah tumbuh kembangnya nyamuk yang membawa virus demam berdarah. Inilah sikap tanggap yang kami lakukan dalam mensikapi suatu kejadian” imbuhnya, Minggu Pagi, (26/1/2020).

Ketua Lansia, Werda  Wirya Wiraha, RW 18 Kelurahan Panembahan, Hanung Indarto menyampaikan bahwa di Mangunnegaran para lansia masih aktif dalam berkegiatan seperti senam lansia, pemeriksaan kesehatan, bahkan dalam usia 86 tahun.

“Kami adakan pertemuan seminggu dua kali, untuk saling bersilaturahmi dan menyapa antar lansia” imbuh Hanung.

Dalam kesempatan tersebut hadir Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang menyampaikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengapresiasi kegiatan Kampung Siaga 18 yang memadukan berbagai aspek kesiapsiagaan dalam satu wadah Kampung Siaga 18.

Ia menjelaskan bahwa Pemkot Yogya juga melaksanakan program guna penyiapan lansia dalam bentuk lansia mendongeng. Dalam program tersebut, para lansia dilatih mendongeng kemudian diajak mengunjungi sekolah guna bercerita.

“Dari kegiatan lansia mendongeng diharapkan mampu membahagiakan lansia melalui perannya sebagai pendongeng yang beredampak pada usia yang panjang. Selain itu dalam kegiatan ini ada suatu proses pewarisan nilai-nilai budaya yang dibawa oleh para lansia bagi para siswa” jeaslnya,

Lebih lanjut Heroe berujar bahwa dewasa ini fenomena klithih menjadi sorotan di masyarakat. Oleh karena itu dengan adanya Kampung siaga 18 diharapkan mampu turut serta mengurangi perilaku klithih dengan meningkatkan hubungan harmonis baik dalam keluarga, dalam masyarakat.

“Selain itu melalui empati dan peduli pada keberadaan anak kita bisa saling mengingatkan peran dan posisi masing-masing dalam membangun kebersamaan di rumah, masyarakat dan sekolah” ungkapnya. (ant)