Diet Kantong Plastik Ala SMPN 6 Yogyakarta

Penggunaan plastik telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Sifatnya yang ringan dan kuat membuat plastik mudah digunakan. Di samping itu, sampah plastik amat mengancam kesehatan dan keseimbangan lingkungan. Sampah plastik membutuhkan puluhan sampai ratusan tahun untuk bisa terurai secara alami.

Isu memerangi sampah plastik semakin gencar dan bahkan sudah dilakukan dengan membidik anak-anak usia sekolah dasar.Seperti yang dilakukan oleh SMPN 6 Yogyakarta.

Kepala Sekolah SMPN 6 Yogyakarta, Titik Sugiarti, mengatakan kampanye memerangi sampah plastik harus terus dilakukan mengingat keberadaan sampah plastik masih menjadi momok bagi pemerintah dan rakyat Indonesia.

Terkait dengan kegiatan ini, pihaknya telah membuat kebijakan sekolah terhadap siswa untuk membawa tempat makan dan botol minum (tumbler) sendiri.

“Sosialisasi diet plastik terhadap siswa merupakan langkah penting. Bagaimana mengenalkan bahaya sampah plastik sejak usia dini,” katanya,

Selain itu, dengan anjuran siswa membawa tumbler sendiri menjadikan makanan dan minuman yang dikonsumsi anak-anak lebih sehat dan terpilah. Setidaknya terhindar dari zat pengawet produksi industri.

Ia mengaku tidak mudah menerapkan program tersebut. Beberapa murid sempat mengaku merasa terbebani. “Awalnya susah, karena terbiasa jajan snack-snack. Sekarang sudah biasa, ternyata bisa lebih sehat,” ujarnya.

Menurutnya hal tersebut dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup cenderung lebih memilih hal yang instan, dan praktis. Sehingga, menyebabkan sampah plastik di kota besar dari tahun ke tahun terus meningkat.

Ia menambahkan, melalui program ini diharapkan bisa meminimalisir sampah plastik, khususnya, sampah plastik. (Han)