Praktik Cerdas Pembangunan Kota Yogyakarta Jadi Contoh Nasional 

Setelah meraih Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) dari Kementerian PPN/Bappenas, Pemerintah Kota Yogyakarta berbagi strategi sukses praktik cerdas pembangunan daerah dalam forum Webinar Knowledge Sharing Pembangunan Daerah Tahun 2020, Kamis (8/10/2020).

Kegiatan webinar nasional ini diikuti 500 lebih kepala daerah dan kepala Bappeda seluruh daerah kabupaten dan kota yang ada di Indonesia.

Terpilihnya Kota Yogyakarta karena berhasil menjadi juara dua nasional dalam lomba Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Tahun 2020 yang dilaksanakan Bappenas RI.

Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Taufik Hanafi menilai Kota Yogyakarta memiliki program yang fokus pada penguatan modal sosial dan pemberdayaan kesejahteraan masyarakat.

"Ini adalah inovasi yang dilakukan pemkot dalam rangka meningkatkan kinerja pembangunan agar bisa dimanfaatkan masyarakat secara luas," ucapnya. 

Dikatakan, “Knowledge sharing pembangunan daerah ini bertujuan untuk berbagi praktik-praktik cerdas pembangunan dari daerah. Sekaligus memberikan pilihan solusi dalam merespons permasalahan di daerah. 

" Ini penting sekali, pengalaman-pengalaman yang sangat baik itu tidak hanya dimiliki daerah-daerah yang berhasil melaksanakannya, tetapi juga kita menyebarluaskan bagaimana pengalaman baik ini bisa dibagikan, bisa diketahui, dan bisa disebarluaskan ke daerah-daerah lain yang memiliki tantangan dan permasalahan yang berbeda-beda,” jelasnya. 

Deputi Taufik juga menekankan tentang kunci keberhasilan dari inovasi pembangunan di daerah yang tidak hanya didukung finansial maupun sumber daya alamnya saja. Inovasi pembangunan daerah juga tidak dapat dilepaskan dari peran serta masyarakat dan para pemangku kepentingan pembangunan terkait.

Hal senada disampaikan Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Kota Yogyakarta termasuk daerah yang tidak memiliki sumber daya alam, namun modal sosial yang kuat dengan peran besar masyarakat dalam mendorong pembangunan. 

"Hal itu sangat terlihat ketika pandemi Covid-19, sejak awal masyarakat berperan aktif dalam proses pencegahan dan penanganan dengan berbagai program diantaranya relawan mengajar, ngluwihi mbagehi, cantelan sayur," jelasnya. 

Kota Yogyakarta memiliki sejumlah inovasi pelayanan pada masa pandemi Covid-19. Di bidang layanan dokumen kependudukan, pemkot meluncurkan pelayanan cetak drivethru untuk mengurangi kontak fisik. 

Kemudian untuk memudahkan tracing pendatang yang masuk ke Yogyakarta, dan warga yang masuk ruang publik dinas Kominfo meluncurkan QR code kunjungan, termasuk di kawasan Malioboro.

Di sisi lain, Pihaknya menyebut, Gandeng Gendong dinilai berhasil oleh Bappenas sebagai penguatan modal sosial, pemberdayaan masyarakat serta pengentasan kemiskinan khususnya di tepi sungai Code, Winongo, dan Gajahwong yang dimanfaatkan sebagai potensi wisata.

Gandeng-gendong juga disebut sebagai program yang memiliki kesesuain dengan program Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi. (Tam)