Pesantren Covid-19 Bantu OTG Pulihkan Kesehatan dan Tingkatkan Spiritualitas

Wakil Walikota Yogya, Heroe Poerwadi mengunjungi Pondok Pesantren Aisyiyah yang saat ini digunakan sebagai shelter untuk kebutuhan isolasi bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 khususnya pasien yang tidak menunjukkan gejala atau Orang Tanpa Gejala (OTG),  pada Kamis (18/10), di Kantor Pusat Aisyiyah Muhammadiyah Yogyakarta. Dengan adanya Pesantren Covid-19 ini diharapkan pasien dapat lebih fokus melakukan pemulihan kesehatan.

Wawali yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogya menyampaikan apresiasinya kepada pihak direksi PKU Muhammadiyah Yogya yang telah berinisiatif untuk membuat shelter bagi pasien Covid-19. Mengingat, pandemi Covid-19 yang tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir.

“Kami turut senang dengan adanya shelter ini. Karena ini juga bagian dari proyek kita semua dalam menanggulangi covid-19. Sebenarnya ini juga sudah dilakukan oleh masyarakat Yogya. Mereka juga sudah mendirikan shelter-shelter covid-19,” katanya.

Dengan keberadaan shelter, lanjut Wawali, pasien akan lebih fokus untuk melakukan pemulihan kondisi kesehatan dan tidak rentan menularkan virus ke anggota keluarga maupun masyarakat di sekitarnya. Ia juga menghimbau warga sekitar shelter agar tidak takut. Sebab shelter dibuat agar pasien bisa mengisolasi diri dan menghindari kontak dengan lingkungannya.

“Jadi warga jangan takut, selama terpisah dari lingkungan sekitar, sebab dari kasus-kasus yang ada sebagian besar yang terkena adalah mereka yang melakukan kontak erat,” katanya Heroe.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PKU Muhammadiyah Yogya, Muhammad Komarudin, mengatakan bahwa awal pembentukan Pesantren Covid-19 ini dibuat untuk menampung tenaga medis yang pada awal pandemi banyak ditolak oleh masyarakat. Dalam perkembangannya pesantren ini kemudian dijadikan sebagai tempat untuk menampung warga Muhammadiyah maupun pasien PKU yang terkonfirmasi Covid-19.

Di pesantren ini, lanjut Komarudin, pasien selain menjalani pemulihan juga mengikuti berbagai kegiatan keagamaan seperti salat tahajud, salat lima waktu berjamaan dan tadabur Alquran. Selain kegiatan keagamaan, para pasien juga melakukan berbagai kegiatan olahraga seperti senam, tenis meja, bulu tangkis dan berbagai kegiatan olahraga lainnya. (Muc)