CEKAT-CEKET ALA KARANG TARUNA KOTA DENGAN TIM KUBUR CEPAT YANG CEKATAN

Suasana sunyi dan gelap. Jarum jam menunjukkan waktu pukul 00.46 WIB. Waktu baru saja lewat sedikit dari tengah malam. Hari baru saja berganti. Tak banyak mata yang masih terbuka. Tak banyak makhluk yang masih beraktivitas. Namun di salah satu sudut kota, sekelompok orang berkumpul. Tak banyak, hanya sekitar 10 orang. Dua orang melindungi badannya dengan jaket untuk menahan dinginnya malam. Sisanya lebih rapat dengan hazmat putih yang tak menyisakan bagian kulit untuk terlihat. Selang beberapa saat, langkah kaki mereka terdengar semakin cepat menuju kendaraan yang menunggu. Takada senyum, tak ada tawa, tak ada cakap yang tak perlu diantara mereka. Bukan karena sebab lain, namun karena mereka berjalan menuju kedukaan. Mereka tim yang ditugaskan dini hari itu untuk menyempurnakan proses pengebumian jenazah yang terpapar wabah covid-19.

Selang sekian jam, mereka kembali terlihat di titik kumpul. Hazmat yang tadinya bersih kini penuh bercak tanah. Satu persatu mereka membuka pakaian pengaman itu. Setelah beberapa saat bergabung dalam tim ini, mereka telah familiar dengan prosedur pakai buka beserta segala protocol kesehatannya. Wajah-wajah muda menampakkan kelelahannya. Keringat menetes dari hasil kerja keras di pemakaman. Ditambah dengan berlapisnya pakaian tambahan yang wajib dikenakan menambah deras peluh yang menetes di dahi mereka. Seseorang menghampiri mereka dengan beberapa gelas teh panas dan botol air mineral. Setelah itu semuanya duduk berjajar di ruangan yang mereka namakan Posko. Suara mulai terdengar. Percakapan mulai mengalir. Ucapan bersahutan dari beberapa sudut. Tak berapa lama, tawa kecil mulai tertangkap di pojok sana. Ada pula yang mendendangkan lagu di pojok yang lain. Suasana mulai hidup setelah sebelumnya hawa terasa berat dengan duka yang menggantung.

Sesudah melewati malam yang muram, memang perlu sedikit pelepasan untuk menormalkan kegiatan. Ya, mereka bukan sembarang bertugas. Mereka adalah Tim Kubur Cepat yang dibentuk oleh BPBD Kota Yogyakarta. Bukan sembarang juga, yang bertugas malam ini adalah personil khusus dari Karang Taruna. Beberapa program kerelawanan memang dibuka oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dalam menanggulangi pandemi yang masih saja menghantui dari hari ke hari. Dalam masa PPKM Darurat kemarin, terjadi lonjakan kematian yang membuat jenazah harus menunggu beberapa saat sebelum tertangani. Tim Kubur Cepat Utama sebanyak 7 grup milik BPBD tak mampu lagi mengampu penguburan dengan protokol Covid-19.

Melihat kondisi semacam itu, pemuda Kota Yogyakarta yang tergabung di Karang Taruna ikut mengambil peran membantu pemerintah dan masyarakat. Para anak muda itu terjun langsung sebagai wujud tanggung jawab dan rasa kesetiakawanan sosial. Mereka juga merasa terpanggil jiwa kemanusiaanya melihat kondisi di lingkungan terdekat mereka. Setelah lebih dari setahun minim kegiatan resmi di ranah organisasi akibat pandemi, para pemuda itu ternyata rindu untuk berkumpul dan berkontribusi.

Begitu Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta melakukan open recruitment, dalam waktu tiga hari sebanyak 56 muda-mudi bergabung sebagai relawan. Selain Tim Kubur Cepat, ada pula yang tergabung dalam Tim Pemulasaraan dan Tim Administrasi Posko yang menginduk pada Satgas Covid-19 Karang Taruna Kota Yogyakarta. Para anak muda ini seakan berlomba ingin menunjukkan empatinya atas keadaan yang semakin sulit dikendalikan selama pandemi. Dengan penuh semangat, rasa ingin membantu sesama dan loyalitas tinggi terhadap organisasi, tahap demi tahap pelatihan mereka jalani agar dapat segera bergabung dengan senior-senior mereka di grup utama yang diampu oleh BPBD Kota Yogyakarta.

Inilah salah satu sisi lain yang muncul di tatanan hidup baru saat ini. Kondisi tanggap darurat yang dicanangkan sejak awal wabah, memunculkan beragam sifat dasar manusia. Meskipun banyak kontradiksi terkait PPKM berlevel yang saat ini dicanangkan, namun kita patut berbangga banyak sisi kemanusiaan bermunculan di sekitar. Salah satunya dari para pemuda harapan bangsa. Dibuktikan dengan 56 orang pemuda yang tak ragu tampil di garda depan penanganan wabah. Inilah wujud nyata bahwa bangsa ini masih memiliki masa depan panjang. Dengan adanya generasi penerus yang kita banggakan dengan jiwa nasionalis yang lekat di dada mereka. Selamat bertugas TKC Karang Taruna Kota Yogyakarta.