Pemkot Jambi Belajar Peningkatan Peran UMKM di Yogya   

Pemerintah Kota Yogyakarta menerima kunjungan kerja jajaran Pemerintah Kota Jambi pada Selasa (224/5/2022). Kunjungan itu untuk studi banding terkait peningkatan peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan penggunaan produk dalam negeri.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM Kota Jambi, Komari selaku pimpinan rombongan menegaskan kunjungan kerja Pemkot Jambi ke Pemkot Yogyakarta itu dalam rangka mendorong peningkatan peran UMKM melalui optimalisasi digitalisasi untuk mendukung pemulihan ekonomi dan stabilitas harga pangan serta percepatan peningkatan penggunaan produk dalam negeri. Mengingat Kota Jambi adalah kota perdagangan dan jasa.

“Jadi intinya kami ingin sharing untuk mendorong UMKM. Ini karena sekarang digalakan pemakaian produk lokal,” kata Komari dalam kunjungan kerja ke Pemkot Yogyakarta  di Ruang Yudistira, Balai Kota Yogyakarta.

Dia menyebut Kota Jambi memiliki sekitar 60.000 UMKM. Jumlah UMKM itu melonjak pada tahun 2021-2022 dari sebelumnya sekitar 10.000 UMKM. Namun diakuinya untuk mencari UMKM yang bisa masuk standar pengadaan barang dalam e-katalog cukup sulit. “Kami banyak UMKM tapi kalau untuk e-katalog kok sulit betul. Karena rata-rata di kami ini begitu kami cari yang memang bisa diandalkan masih sangat jauh,” ujarnya.

Menurutnya Kota Yogyakarta dipilih menjadi tujuan kunjungan karena dinilai baik dalam pengendalian perdagangan serta geliat ekonomi yang terlihat. Dia menuturkan dari kunjungan di beberapa tempat di Yogyakarta seperti kawasan Malioboro kegiatan ekonomi masyarakat sudah menggeliat dan mendekati normal.

Kunjungan diterima oleh Staf Ahli Walikota Bidang Administrasi Umum Pemkot Yogyakarta Hari Wahyudi dan beberapa perwakilan dinas terkait Pemkot Yogyakarta. Dia menyatakan salah satu pelibatan UMKM di Kota Yogyakarta melalui program Gandeng Gendong. Pemkot Yogyakarta mewajibkan jamuan untuk kegiatan seluruh perangkat daerah sampai kemantren dan kelurahan menggunakan produk kuliner UMKM di Kota Yogyakarta.

“Pemkot Yogya ada program Gandeng Gendong. Bagaimana kita bisa menggandeng dan menggendong UMKM. Untuk permakanan di Pemkot Yogyakarta kami selalu berusaha mengambil dari UMKM yang tergabung di Gandeng Gendong. Intinya bagaimana  kita bisa menghargai dan membina UMKM dengan cara Gandeng Gendong,” jelas Hari.

Dia menyampaikan pelibatan UMKM dalam penyediaan jamuan kegiatan Pemkot Yogyakarta pada awalnya juga memiliki kendala. Misalnya lamanya respon pemesanan jamuan dari pelaku UMKM melalui sistem aplikasi di Jogja Smart Service (JSS). Namun seiring waktu dilakukan pembinaan sehingga penyediaan jamuan makanan kegiatan Pemkot Yogyakarta dari UMKM di Kota Yogyakarta bisa berjalan.

Dia menambahkan Pemkot Yogyakarta juga menyediakan layanan wifi publik gratis di tiap RW di Kota Yogyakarta, yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung pemasaran produk. Dalam aplikasi JSS Pemkot Yogyakarta juga terdapat menu untuk pemasaran produk UMKM yaitu Dodolan.

“Untuk produk kerajinan kami fasilitasi pameran di Grha Pandawa di Balai Kota walaupun kecil. Pemkot Yogyakarta juga bekerja sama dengan mal untuk pameran produk UMKM,” pungkasnya.(Tri)