Lomba Burung Berkicau Piala Walikota Yogyakarta 2023, Balaikota bak lautan Burung

Bagian 1.

Liukan lincah nan gemulai disertai kicauan merdu sahut-sahutan silih berganti datang dari burung–burung yang hadir di komplek balaikota Yogyakarta. Tak hanya dari Kota Yogyakarta bahkan se-Nusantara. Pemandangan elok ini terjadi pada Minggu, 18 Juni 2023. Bagaimana tidak? Ribuan burung berkicau mewarnai semarak pameran dan lomba burung berkicau memperebutkan piala Walikota Yogyakarta tahun 2023.

Event tahunan yang digelar rutin oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta berkolaborasi dengan Pecinta Burung Indonesia (PBI) Yogyakarta, kali ini berlangsung semarak setelah beberapa tahun masa pandemi off, kali ini bangkit kembali menggairahkan dunia perburungan khususnya di Yogyakarta.

Pada acara pembukaan lomba kali ini dihadiri Pj. Walikota Yogyakarta Singgih Raharjo, S.H., M.Ed., Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Susanto Dwi Antoro, Pejabat di lingkup Pemkot Yogyakarta, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta beserta jajaran pejabat struktural, dari Asosiasi terkait, dan tamu undangan lainnya. Bertempat di komplek balaikota Timoho. Acara berlangsung pukul 09.00 wib-selesai. Pembukaan lomba ditandai dengan pelepasan burung dari sangkarnya oleh Pj. Walikota Yogyakarta. Seremonial pembukaan lomba ditutup dengan doa dipimpin oleh sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan H. Sukidi, M.Si.

Ketua penyelenggara yang sekaligus Ketua Pecinta Burung Indonesia (PBI) Yogyakarta Rikardo Putro Mukti Wibowo, S.STP., M.B.A.,  dalam laporannya menyatakan ini penyelenggaraan tahun ke-7. Total peserta  1300  tiket, datang dari dalam Kota Yogyakarta maupun dari berbagai penjuru Nusantara. Agenda hari ini adalah pameran burung berkicau lokal dan lomba burung berkicau yaitu kelas love bird dan kelas aneka macam, seperti murai batu, cucak ijo, kacer, condet, dll. Pada kesempatan ini Panitia memberikan  piagam penghargaan kepada para penangkar burung dan Komunitas Burung Yogyakarta antara lain, murai united Yogyakarta, murai mania Yogyakarta, cucak hijau jamaika Yogyakarta, dan sedulur kenari Jogjakarta (SKJ).

Kepala Dinas dan Pangan Kota Yogyakarta Ir. Suyana dalam sambutannya menyampaikan penyelenggaraan ini merupakan kali ke 2 setelah pandemi dari total 7 kali. Agenda rutin ini adalah upaya mewujudkan visi dan menjalankan misi Dinas yaitu membina pertanian pada tanaman dan hewan yang eksotis berbasis hobbies. Disamping itu juga membina UMKM yang ikut dihadirkan, seperti bir pletok dan kopi dari Pakualaman, jamu ginggang, Asosiasi Petani Sayur Yogyakarta, dll.

Singgih berkesempatan mengucapkan selamat datang kepada para peserta wisatawan kategori minat khusus pecinta burung dari berbagai wilayah Indonesia. Agenda akan lebih grengseng lagi jika Dinas Pertanian dan Pangan berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Koperasi dan UMKM. Singgih mengatakan bahwa pemberian piagam penghargaan tadi merupakan apresiasi untuk para penangkar burung. Ajang seperti ini merupakan media saling berkomunikasi, memberikan informasi serta edukasi diantara komunitas. Pj. Walikota juga menyampaikan selamat kepada seluruh stage holder yang telah melaksanakan kegiatan ini. Event ini merupakan yang ke-7 memperebutkan piala Walikota Yogyakarta. Apresiasi juga diberikan kepada para hobies dan komunitas dari Yogyakarta maupun dari luar Yogyakarta serta Kepada PBI yang telah melestarikan dan memelihara burung dari kepunahan.

Singgih menambahkan jika kegiatan ini dapat menjadi ajang bergengsi untuk para kicau mania, karena jika mendapat juara akan menaikkan sisi ekonomi dan keturunan dari burung tersebut. Kegiatan ini merupakan kolaborasi yang bagus antara komunitas burung dan UMKM yang melengkapi event, ada pengrajin sangkar, asesoris, makanan burung, dan kuliner. DPP sebagai pembina melakukan edukasi seperti workshop penangkaran burung dan cara pemeliharaan.

Harapan Pj. Walikota Yogyakarta dengan event ini, dapat menumbuhkan semangat dan motivasi bagi komunitas dan masyarakat dalam melestarikan burung, jika event berkembang maka pengunjung wisatawan khusus penggemar burung semakin banyak, berdampak pertumbuhan ekonomi, pariwisata, ekonomi kreatif, perputaran uang semakin tinggi, sehingga masyarakat Yogyakarta semakin sejahtera. Pada event ini persentase peserta  luar DIY dan lokal. adalah 60:40 artinya meningkatkan hunian penginapan, hotel, transportasi dan kuliner. Sebagai penutup disampaikan Singgih bahwa Dinas Pariwisata mensuport dengan cara mengidentifikasi penginapan, hotel yang bisa memasukkan burung ke kamar.

Dalam kesempatan bincang dengan peserta lokal dari wilayah Alun-alun Kidul, Kraton, Kota Yogyakarta, adalah Sastro (56 th) dari murai united mengatakan baru menggeluti hobi ini 3 tahun, dari awalnya mengisi kegiatan sampai berkembang menjadi suka. Harapannya kegiatan semacam ini sering dilakukan karena dapat menjadi hiburan tersendiri.

Bertemu salah satu peserta luar DIY, yaitu Ciki (30 th) dari komunitas love bird  Purwodadi. Jauh-jauh dari jawa tengah mengetahui informasi ini dari brosur dan info  yang disebar di komunitas.  Ciki senang dengan adanya event semacam ini harapannya selalu rutin dilaksanakan, tambah maju dan sukses. "Menyambung silaturahmi dengan kicau mania se-Nusantara" pungkasnya menjawab alasan senangnya ada event ini.