RAHASIA BAHAGIA LANSIA DI SYAWALAN KOMLAN KEMANTREN UMBULHARJO DENGAN PUASA ULAT

Yogyakarta, 23 April 2024 – Masih di tengah kemeriahan ketipak ketipung raya, Komisi Lansia (KOMLAN) Kemantren Umbulharjo menyelenggarakan kegiatan syawalan bersama pengurus dan anggotannya yang bertempat di Pendopo Kemantren Umbulharjo. Para lansia menemukan rahasia kebahagiaan mereka seperti puasa ulat. Tradisi ini tak hanya memperkuat rasa syukur dan kedekatan dengan alam, tapi juga menjadi pengingat untuk menjalani hidup dengan sederhana, bahagia dan penuh makna.

 

Mantri Pamong Praja Umbulharjo Rajwan Taufiq, S.I.P., M.Si. bercerita dalam sesi sambutannya. Puasa kita sebagai manusia bias dianalogikan seperti beberapa binatang yaitu Ular, Ayam dan Ulat. Pertama puasanya ular yang mana cukup sekali makan tiap pekan/bulan dalam porsi yang besar tanpa dikunyah. Dalam kondisi kenyang ular menjadi jinak namun ketika lapar dia menjadi liar dan jahat.

 

Kedua puasa ayam, ayam mengerjakan sesuatu atas kepentingan saja seperti ketika ayam tidak makan saat mengerami telurnya. Namun setelah itu ayam akan melakukan apa saja sesuka dia dan makan apapun. Ketiga yakni puasa ulat. Sebelum menjadi kepompong ulat makan secukupnya lalu berpuasa dan menjadi kupu-kupu yang cantik. Dari yang awalnya adalah sesuatu yang menggelikan dan menjijikkan. Setelah berpuasa ulat menjadi sesuatu yang cantik.

 

“Jika manusia tidak membawa perubahan yang lebih baik , puasanya tidak lebih dari puasa ular dan ayam. Semoga puasa kita seperti ulat yang bisa membawa nilai kebaikan dikehidupan mulai syawal ini dan menjadi pribadi yang suci dan lebih baik dari sebelumnya.” ujar beliau.

 

Hikmah syawalan yang diisi oleh Kepala KUA Umbulharjo Sehona, S.Ag kali ini mengupas empat kunci utama yang dapat mengantarkan kita menuju kebahagiaan sejati yaitu  Menjalin silaturahmi, senang memberi, senang memaafkan dan senang berterima kasih / bersyukur. Empat kunci ini bukan hanya tentang kebiasaan, tapi juga tentang pola pikir dan hati yang penuh cinta kasih. Mari jadikan Syawalan sebagai pengingat untuk meneladani hikmah ini dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan hati yang bahagia, kita akan mampu menebarkan kebahagiaan bagi orang-orang di sekitar kita.

 

Syawalan lebih dari sekedar tradisi, menjadi simbol saling memaafkan dan kembalinya hati yang suci. Syawalan jadi moment penting bagi para lansia untuk instropeksi diri dan kembali ke fitrah suci. Mementum ini juga menjadi pengingat bagi generasi muda untuk menghormati dan menghargai para lansia. Mereka adalah sumber ilmu dan pengalaman yang berharga bagi kehidupan. Syawalan kali ini menunjukkan bahwa kebahagiaan dan kedamaian dapat diraih dengan hati yang suci dan mengamalkan poin-poin tersebut. Mari kita jadikan momen ini sebagai inspirasi untuk menjalani hidup dengan lebih bermakna dan bermanfaat bagi sesama.