FESTIVAL MAKANAN TRADISIONAL MERIAHKAN HARI JADI KOTA JOGJA KE 250

Gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tanggal 27 Mei 2006 selama kurang dari 1 menit dengan skala 5,9 SR telah memporakporandakan bangunan fisik di kedua wilayah tersebut serta merenggut tidak kurang dari 6.000 nyawa manusia. Namun setelah bencana ini berlalu lebih dari 2 bulan, ternyata dampak sosial dan ekonomi belum pulih sampai saat ini. Imej yang terlanjur tersebar di luar tentang lululantaknya Kota Yogyakarta menjadikan sektor pariwisata benar-benar terpuruk. Sektor pariwisata yang selama ini menjadi lokomotif perekonomian kota Yogyakarta belum aman, semakin menyulitkan industri pariwisata berkembang secara normal. Efek domino yang dimunculkan juga beragam, terutama berkaitan dengan kemampuan perekonomian masyarakat Yogyakarta. Demikian ungkap Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Yogyakarta, Hadi Mochtar, SE, MM, di Badan Infomasi Daerah Kota Yogyakarta, Jumat, (11/08). Hadi Mochtar menjelaskan, slogan Jogja Bangkit yang didengungkan Pemerintah Kota untuk membangkitkan kembali masyarakat Yogyakarta dari keterpurukannya mendorong stake holder pariwisata pun ikut bahu membahu bersama pemerintah dalam mengupayakan perbaikan di bidang kepariwisataan. “Berbagai promosi akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menyampaikan kepada pihak-pihak luar bahwa Yogyakarta masih aman dikunjungi, bahwa Malioboro tidak runtuh, bahwa Yogyakarta tidak sehancur yang diberitakan media. Salah satu yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya adalah dengan menyelenggarakan kembali Festival Makanan Tradisional yang dikemas dalam bentuk Pameran dan Bursa Makanan Tradisional dan akan dilaksanakan pada tanggal 20 dan 21 Agustus 2006 bertempat di Plaza Monumen SO 1 Maret. Kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat kembali industri makanan tradisional sebagai salah satu asset pariwisata melalui event Pameran dan Bursa Makanan Tradisional. Event yang dilaksanakan bersamaan dengan peringatan HUT Kota Yogyakarta ke 250 tahun diharapkan dapat menyemarakkan Kota Yogyakarta dengan kekuatan kulinernya ,” jelas Hadi Mochtar. Dalam kegiatan yang akan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan pelaku pariwisata ini juga akan dimunculkan berbagai kesenian tradisional dan demo masak dari chef hotel bintang ( Hotel Santika dan Quality ). Menurutnya, waktu yang dipilih pada saat long weekend ini diharapkan akan memulihkan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta. Di samping itu, kegiatan ini dilaksankan bersamaan dengan MTQ Nasional Telkom di Alun-alun Utara ini diharapkan dapat menampilkan kekayaan kuliner Yogyakarta untuk dapat dinikmati masyarakat Yogyakarta dan juga wisatawan yang kebetulan mengunjungi Yogyakarta. Kegiatan yang didukung oleh TP PKK Kota Yogyakarta, BPD PHRI DIY, APJI Kota dan DIY, Dinas Perindagkop Kota, dan Dinas Pendidikan Kota ini diharapkan dapat menjadi tonggak bangkitnya kepariwisataan Yogyakarta, bukan hanya dari sisi pelakunya, namun juga memunculkan image bahwa Yogykarta masih layak dikunjungi sebagai kota pilihan untuk berwisata. Demikian pula, dengan menampilkan kekuatan UKM sektor, makanan tradisional, rumah makan, restoran, hotel, praktisi pendidikan bidang boga, serta masyarakat pecinta makanan tradisional, diharapkan kegiatan ini dapat dinikmati oleh masyarakat Yogyakarta khususnya dan wisatawan umumnya. Hadi Mochtar menambahkan thema Festifal Makanan Tradisional (FMT) tahun ini yakni Dari Kuliner Kita bangkitkan pariwisata Jogja adalah ajakan yang ingin kita sampaikan melalui kegiatan ini. Kekayaan kuliner yang dimiliki Yogyakarta merupakan daya tarik dan potensi yang luar biasa yang jika dikemas secara professional dapat menjadi asset pariwisata yang memiliki nilai jual tinggi. “Dari event ini kita kita ingin menyampaikan pesan datanglah ke Jogja dan nikmatilah kekayaan kulinernya, niscaya anda akan selalu ingin kembali ke Jogja. Kunjungi dan Saksikan Pesona Kuliner Yogyakarta dalam Pameran dan Bursa Makanan Tradisional. Anda akan menjumpai beragam makanan tradisional sembari menikmati kesenian tradisional dan modern dan kepiawaian chef hotel dalam menyajikan makanan,” tambahnya. Pelaksanaan FMT dilaksanakan Minggu 20 Agustus 2006, jam 16.00-20.00 dan Senin, 21 Agustus 2006 jam 09.00-17.00. Untuk infrormasi selanjutnya dapat dihubungi ke Sekretariat FMT yang beralamat di Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Yogyakarta., Jl. Suroto 11 Kotabaru, dengan telepon. 0274-588025. (@mix)