PERINGATAN IDUL ADHA 1427 H DI PEMKOT JOGJA

Meskipun kondisi masih sedikit memprihatinkan akibat bencana alam gempa dan banjir ternyata masih banyak shohibul qurban yang menyumbang sebagian harta bagi sesamanya. Terbukti, di hari yang penuh makna pengorbanan ini, sebanyak 7 ekor lembu dan 14 ekor kambing dikorbankan pada penyelenggaraan Idul Adha 1427 tahun 2006 di Masjid Diponegoro Kompleks Balaikota Yogyakarta, Minggu (31/12). Ketujuh ekor lembu ini merupakan sumbangan dari Gubernur DIY 1 ekor, Walikota Yogyakarta 1 ekor, dan 7 orang pejabat di lingkungan Pemkot Yogyakarta ikut menyumbang 1 ekor, APBD Pemkot Yogyakarta, Departemen Agama Kota Yogyakarta 1 ekor, dan 2 ekor berasal dari iuran karyawan Pemerintah Kota Yogyakarta. Sedangkan ke-14 ekor kambing merupakan sumbangan dari Wakil Walikota Yogyakarta, Kantor Pelayanan Pajak Daerah, Bank Jogja, KPN Wiwara, Kecamatan Mergangsan, Mantrijeron, Danurejan , iuran karyawan dan sumbangan perorangan karyawan pemkot Yogyakarta. Menurut Kepala Depag Kota Yogyakarta Nurrudin, S.Ag , daging hewan korban ini akan dibagikan kepada warga dan sebagiannya dibagikan kepada karyawan pemkot Yogyakarta. Daging korban yang berasal dari Gubernur DIY, Sri Sultan HB. X, rencananya akan dibagikan kepada warga di kelurahan Sorosutan. Sementara itu, 1 ekor lembu diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta untuk pasukan kuning,karyawan dan masyarakat sekitar, dan 5 ekor lainnya akndibagikan kepada karyawan Pemkot dan warga di sekitar kompleks Balaikota Yogyakarta. Sedangkan ke-14 ekor kambing akan disalurkan ke LP Wirogunan, Dinas Kesos, UPT PA WP Gowongan, Panti Asuhan, beberapa Masjid dan Musholah serta sekolah – sekolah yang berada di kota Yogyakarta. Sebelumnya, Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto bertindak selaku imam dan khotib dalam Sholat Ied di Masjid Jafariah Nurul Mutaqin Blunyahrejo Tegalrejo. Dalam khotbahnya, Herry Zudianto mengatakan, pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail merupakan bentuk kepasrahan dan komitmen tanpa reserve dari Ibrahim dan Ismail terhadap perintah Allah SWT yang menunjukkan hubungan transedental yagn luar biasa antara Nabi dan Allah SWT. “Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail merupakan kepasrahan dan komitmen tanpa reserve dalam hubungan dengan Allah SWT, ini dapat diimplikasikan pada hubungan sosial sesama umat manusia. Kepasrahan dan komitmen kepada Allah harus kita terjemahkan dalam hubungan dengan masyarakat. Konsep inilah yang kita sebut dengan taqwa, sesuai tujuan korban yaitu ketakwaan.” Kata Herry. Ditambahkan oleh Herry, Dimensi keimanan dan ketaatan ibadah kepada Allah harus berimplikasi pada kehidupan sosial di tengah masyrakat, tanpa implementasi dalam kehidupan maka ketakwaan belum sempurna. “Ketakwaan kita akan sempurna bila dapat mengimplementasi dimensi keimanan dan ketakwaan dalam kehidupan sosial di tengah masyarakat, tanpa implementasi dalam kehidupan maka belum sempurnalah ketakwaan kita” Tambah Herry Zudianto. Sementara itu, Takmir Masjid Jafariah Nurul Mutaqin, Wachid Abdullah mengatakan mengaku sangat gembira dengan kedatangan Walikota Yogyakarta, kehadiran Walikota menunjukkan eratnya tali silaturahmi yang erat antara pemerintah dengan umat di wilayah. “Saya sangat gembira dengan kehadiran Bapak Walikota dalam pelaksanaan Sholat Ied ini, yang menunjukkan silaturahmi yang meningkat antara pemerintah dan umat dan berharap pula adanya kerjasama yang sebaik-baiknya antara masjid-masjid di seluruh wilayah Kota Yogyakarta dengan Pemerintah” kata Wachid Abdullah. Ditambahkan Wachid, kegiatan yang berlangsung di Masjid Jafariah Nurul Mutaqin selain pengajian anak-anak pada sore hari, para remaja masjid mengelola berbagai macam kegiatan yang menghasilkan pendapatan, dimana semua pemasukan dikumpulkan untuk keperluan kegiatan Masjid, diharapkan dari berbagai kegiatan tersebut nantinya akan terkumpul, dan berencana kedepanya didirikan BMT. (@mix,genk,ndar)