FRANKI SAHILATUA  MERIAHKAN HARI BUMI DAN PERESMIAN IPAL KOMUNAL

Hari bumi yang jatuh pada tanggal, 22 April, diperingati secara istimewa oleh warga Rt.45 / Rw 08 Gambiran Baru, pinggiran kali Gajahwong Kota Yogyakarta. Selain peresmian penggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), penghijauan dan penanaman pohon di bantaran sungai Gajahwong, pameran dan seminar lingkungan hidup, peringatan hari bumi kali ini dimeriahkan dengan penampilan penyanyi country nasional Frangki Sahilatua . Di depan tamu undangan yang hadir antara lain Walikota Yogyakarta, H. Herry Zudianto, ketua DPRD Kota Yogyakarta, Arif Noor Hartanto, SIP, Pemuka masyarakat Kelurahan Pandeyan, perkumpulan Tzu-chi, WALHI; BAPELDA DIY, BPLH Reginal Jawa, Akademisi dan warga , Bang Frangki, Rabu malam (26/4) menghibur dengan menyanyikan lagu-lagu bertemakan lingkungan hidup. Lirik-lirik lagu yang dibawakan berisi kritikan kepada penguasa yang semena-mena merusak lingkungan dan juga ajakan kepada warga untuk mencintai lingkungan. Ketua Panitia Hari Bumi Yogyakarta, mengatakan, peringatan hari bumi kali ini, tidak hanya sekedar menggelar acara ritual seremonial saja, namun dengan mengangkat berbagai isue yang berkembang terutama yang berkaitan dengan persoalan-persoalan yang menjadikan keprihatinan bersama, seperti banjir, sampah, dan lain-lain. Oleh karena itu, lanjutnya, warga Gambiran Baru sebagai bagian dari masyarakat Yogyakarta, mengemas peringatan hari bumi dalam bentuk peresmian penggunaan IPAL komunal dan pencanangan penghijauan serta kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan seperti pameran kerajinan dengan bahan dasar dari sampah. Menurutnya tujuan kegiatan ini untuk membentuk gerakan sosial dalam pengelolaan kawasan bantaran sungai Gadjah Wong Yogyakarta dan menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan kawasan bantaran DAS di Yogayakarta. Untuk IPAL komunal yang ada di Gambiran Baru, dilaporkan, pembangunannya dimulai bulan September 2005 dan selesai April 2006, dengan memakan biaya sebesar Rp. 114.200.000,- Dana ini diambilkan dari dana APBD 2005 Kota Yogyakarta sebesar Rp. 109. 200.000,- dan biaya pendamping sebesar Rp. 5 juta. Sementara itu, Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto, dalam sambutannya, mengatakan Permasalahan air hanyalah sebagian kecil dari permasalahan lingkungan yang harus dihadapi manusia. Karenanya Pemerintah Kota Yogyakarta sangat memperhatikan peningkatan kualitas lingkungan hidup seperti, kualitas air, tanah dan udara. “Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal bagi daerah padat penduduk yang tidak bisa mengakses pembuangan ke assenering kota,” Ungkapnya. Walikota berharap IPAL Komunal yang telah dibangun ini dapat mengurangi beban pencemaran sungai, pencemaran sumur dan memberikan sanitasi lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat. Menurutnya, Pembangunan IPAL yang ada di kota Yogyakarta dipercayakan pada warga setempat, hal ini dimaksudkan agar seluruh masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kualitas lingkungan. Pak Herry menghimbau kepada warga agar IPAL yang telah dibangun dapat dimanfaatkan dengan optimal dan dilakukan perawatan serta pemeliharaan sebaik-baiknya. “Warga perlu memperhatikan untuk tidak membuang limbah yang tidak bisa terurai ke saluran IPAL agar instalasi tersebut berdaya pakai maksimal. Pemerintah Kota melalui Instansi terkait yaitu Dinas Lingkungan Hidup akan memonitoring fungsi IPAL tersebut, termasuk menguji hasil buangan yang akan disalurkan ke sungai agar memenuhi standar baku yang aman bagi air sungai. Dengan demikian dapat menurunkan kadar pencemaran sungai Gadjah Wong sehingga di masa mendatang dapat kita jumpai sungai Gadjah Wong yang mengalir jernih dengan habitatnya yang dapat berfungsi sebagai sumber penghidupan sekitarnya,”ujar Walikota . Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ir. FX. Siti Subaryati mengungkapkan bahwa untuk benar-benar – benar efektif meminimalkan beban pencemaran di tiga sungai yakni Gajahwong, Code, dan Winongo, jumlah IPAL di Kota Yogyakarta dibutuhkan sekitar 150 buah. Dikatakan pula, masih ada lokasi di tiga bantaran sungai itu yang tidak bisa dijangkau jaringan limbah kota dan untuk itu Ipal komunal perlu ada di sana. Ir. Subaryati merinci sejak tahun 2000-2005 sudah dibangun 39 IPAL Komunal dengan biaya dari APBD Kota Yogyakarta. Jumlah ini ditambah lagi tujuh buah IPAL dari Propinsi, satu buah dari LSM. Sedangkan di tahun 2006 ini Pemkot akan membangun 20 buah IPAL komunal lagi. IPAL Komunal yang diresmikan Walikota di Gambiran Baru (26/4) dan di Warungboto, Minggu (30/4) ini merupakan bagian dari 47 IPAL Komunal yang ada di Kota Yogyakarta yang pembangunannya berjalan lancar dengan dukungan penuh dari masyarakat. IPAL Komunal di RT 34 / RW 08 Kelurahan Warungboto Kecamatan Umbulharjo dengan panjang 16 m, lebar 3 m , kedalaman 3 m ini menelan biaya sebesar Rp. 115.094.000,- Dana tersebut diambilkan dari APBD Kota Yogyakarta dan sebagian merupakan swadaya masyarakat. Rencananya penggunaannya akan dilaksanakan secara swakelola oleh warga. Peringatan hari bumi dan peresmian IPAL Komunal di Gambiran Baru ditandai juga dengan pelelangan gitar milik Franki Sahilatua yang hasilnya akan digunakan untuk pemeliharaan sungai Gajahwong. (@mix)