DIALOG INTERAKTIF MEMBANGUN MASYARAKAT MUDA NUSANTARA YANG BERWATAK INDONESIA

Krisis multidimensi yang berkepanjangan telah menempatkan Indonesia pada situasi yang rentan terhadap dis integrasi dan citra Indonesia dalam percaturan global. Berbagai permasalahan berbangsa dan bernegara ini,  membutuhkan integritas bangsa untuk mengatasinya. Eksistensi negara perlu dibangun dan dipertahankan agar kita dapat memanfaatkan peluang dan tantangan era global untuk kemajuan kita.

Eksistensi sebuah bangsa dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain seberapa besar jiwa kreatif dan produktif, percaya diri dan mandiri, etos kerja dan komitmen terhadap profesi, kemampuan untuk selalu mengembangkan diri, serta kepekaan terhadap HAM, gender, pluralisme dan multikulturalisme yang dimiliki oleh masyarakatnya.

Oleh sebab itu, agar Bangsa Indonesia mampu menunjukkan eksistensinya, kesemua hal tersebut di atas, dalam era reformasi dan globalisasi saat ini, harus diwujudkan dan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip equity (keadilan), equality (persamaan), dan pemenuhan kompetensi global. Demikian antara ain sambutan tertulis Walikota Yogyakarta Herry Zudianto yang dibacakan oleh Drs. Agus Purwanto Kepala kantor Kesatuan Bangsa Pemuda dan Olah Raga (Kesbangpor) Kota Yogyakarta pada acara Forum silaturahmi Pemuda Kota Yogyakarta yang diselenggarakan pada Senin (1/10) di Ruang Utama Bawah Balaikota Yk.

Lebih lanjut dikatakan bahwa, Indonesia telah dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa anugerah berupa kekayaan alam yang luar biasa serta jumlah populasi lebih dari 200 juta jiwa yang lebih separonya merupakan golongan muda. Semua ini merupakan potensi yang luar biasa untuk menaikkan status dari negara berkembang menjadi negara maju. Namun demikian, potensi itu akan sia-sia ketika kita gagal mengubah sumber daya potensial menjadi sebuah kekuatan riil.

Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh watak bangsa. Jadi, bagi suatu bangsa yang sedang membangun, penting sekali untuk menyeimbangkan pembangunan fisik dengan pembangunan watak bangsa (nation character building). Sebab watak bangsa akan mempengaruhi pilihan-pilihan kebijakan yang akan ditempuh untuk mencapai visi dan misi suatu bangsa.

Khusus bagi masyarakat, kesadaran hidup bernegara dapat diperkokoh dengan membangun watak bangsa. Tujuannya agar tertanam nilai-nilai yang sesuai dalam mengatur kehidupan bersama. Pembangunan watak bangsa akan membawa orang kepada penilaian secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif dan akhirnya kepada pengenalan nilai secara nyata.

Hal penting yang perlu diperhatikan ketika kita ingin mengubah bangsa ini adalah bagaimana kita perbaiki bersama cara berpikir kita yang sudah usang dan ketinggalan jaman. Karena pola pikir akan mempengaruhi persepsi, sikap, serta tingkah laku seseorang. Diperlukan pola pikir yang dinamis, percaya pada kekuatan diri sendiri, dan bangga pada budaya dan kearifan lokal untuk menuju kebangkitan bangsa Indonesia.

Dalam hal pembangunan watak bangsa inilah, pemuda berperan penting. Pemuda strategis sebagai sarana menyebarkan ide-ide dan gagasan besar, sebagai agen-agen perubahan (agents of change). Oleh sebab itu, sebagai agen pembaharu, generasi muda hendaknya dapat menyikapi euforia reformasi dan globalisasi secara bijak. Agar tidak membuka peluang konflik sosial yang membahayakan bangsa. Keterbukaan yang kebablasan dapat melunturkan etika dan budaya, bahkan bisa menghilangkan jati diri sebagai suatu bangsa.

Pemuda hendaknya jangan putus asa dalam menghadapi setiap tantangan jaman, akan tetapi pemuda harus bisa melakukan hal-hal positif dan terus berjuang untuk meningkatkan peranan pemuda dalam pembangunan bangsa. Serta senantiasa mengembangkan kapasitasnya sebagai pemuda agar dapat menunjukkan eksistensinya dalam percaturan global. Demikian Walikota.

Dalam kesempatan tersebut Drs Wiyoto selaku penyelenggara melaporkan bahwa, maksud diadakan dialog ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dan pewarisan semangat kebangsaan dan menanamkan nilai kebangsaan bagi generasi muda dalam bingkai NKRI, sedang  tujuannya adalah sebagai wahana mengekspresikan potensi dan kreativitas generasi muda dalam kegiatan diskusi dan interaksi antar generasi  muda Jogja dengan generasi muda dari daerah se Indonesia yang terwakili dalam Karang Taruna Kecamatan serta dari Pelajar/Mahasiswa Daerah melalui Ikatan Pelajar Mahasiswa Daerah  sebanyak 75 orang peserta.