Dialog Bersama Untuk Masa Depan Malioboro

Puluhan arsitek dan pemerhati tata kota berkumpul di Ruang Sidang Bappeda DIY komplek Kepatihan. Mereka ternyata membahas pengembangan kawasan Malioboro yang selama ini dinilai sebagai jantung Yogyakarta sekaligus magnet wisatawan.

Dialog dimulai saat Ahmad Saifudin Mutaqi, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DIY memantik melalui pandangan pentingnya memperhatikan keberagaman elemen Malioboro.

Ia juga menyinggung bahwa pengembangan Malioboro tak bisa hanya melalui sisi fisik saja namun juga diimbangi perilaku warga yang ramah dan santun.

“Malioboro selalu punya magnet tersendiri, orang akan selalu datang seperti apapun keadaannya. Karena itulah pengembangan fisik yang terkonsep tetap harus diimbangi pula dengan perilaku orangnya,” ungkapnya di lokasi, Selasa (20/8/2019)

Ia juga meminta konsep semi pedestrian di Malioboro dan pengalihan arus lalu lintas ke depannya harus dikonsep matang.

Kajian untuk menerapkan konsep tersebut harus matang karena menyangkut beragam aspek kehidupan masyarakat.

“Diperlukan perencanaan matang untuk konsep Malioboro ini. Karena menyangkut aspek politik, sosial budaya, dan ekonomi,” jelas

Salah satunya adalah perlunya pengaturan terkait kendaraan bermotor bagi yang akan ke Malioboro dan juga PKL.

Menurutnya penataan parkir juga harus diperhatikan karena menyangkut ekonomi orang banyak. Keberhasilan penataan dan juga konsep pedestrian ini, kata dia, tergantung dari perencanaan dan melibatkan semua pihak.

Diantaranya, komunikasi dengan pengusaha toko, pedagang kaki lima (PKL), pengusaha hotel, mal dan lainnya harus ada.

“Masyarakat pun harus tahu dan perlu dilibatkan untuk Malioboro ini. Karena, banyak pendatang yang ke Malioboro,” jelasnya.

Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan Malioboro salah satu area yang menjadi intinya keistimewaan. Karena itu dalam pengembangan Kawasan Malioboro tidak lepas dari budaya yakni sumbu imajiner.

Dalam penataan kawasan Malioboro, katanya, ada dua konsep yakni: menjadi penanda sumbu filosofis dan monumen tata kota Jawa yang mengajarkan filosofi kehidupan yang luhur dan menjadi civic space yang istimewa untuk seluruh warga dan wisatawan Yogyakarta

Menanggapi soal permasalaham lalulintas, Wawali mengungkapkan jika sejumlah perencanaan sudah dirancang untuk mengatasi permasalahan kemacetan di Kota Yogya.

Salah satunya, dengan menyiapkan manajemen lalu lintas yang baru dan signifikan. Selain itu, Pemkot juga membuat arus jalan in/out ke Yogya dengan menjadikan sejumlah ruas jalan menjadi satu arah.

Pemkot, katanya, saat ini sudah menyiapkan konsep penataan Malioboro ke depan. "Memang perlu waktu, biaya dan dukungan semua pihak, untuk semakin menguatkan Malioboro sebagai destinasi utama di Kota Yogya," katanya.

Ke depan, Pemkot akan menyediakan manajemen dan pengaturan terminal-terminal transit oriented development (TOD) yang menyambungkan antarmoda transportasi, titik jemput antararmada online dan persoalan-persoalan sosial dan ekonominya.

"Memang perlu waktu, biaya dan dukungan semua pihak, untuk semakin menguatkan Malioboro sebagai destinasi utama di Kota Yogya," katanya. (Han)