Asah kemampuan, trampil antisipasi bencana

Minggu Siang, 25 Agustus 2019 bertempat di halaman Pendopo Sumarah, Kampung Wirobrajan berlangsung Simulasi bencana alam dengan mengambil tema bencana gempa bumi akibat erupsi gunung berapi. Diawali dengan raungan sirene dan komunikasi radio sebagai pertanda terjadinya gempa bumi, Lurah Wirobrajan memimpin Koordinasi awal dalam proses penangan gempa bumi. Berdasarkan informasi dan data awal relawan Kampung Tangguh Bencana/KTB Wirobrajan langsung bergerak untuk melakukan evakuasi korban dan penggalian data. Dari data awal diketahui ada 11 rumah rusak berat dan 26 rumah rusak ringan, 6 orang luka sedang, 10 orang luka ringan dan seorang ibu hamil. Begitu sirene meraung warga langsung berhamburan berlari mengikuti jalur evakuasi menuju tempat pengungsian. Camat Wirobrajan, Ananto Wibowo menyampaikan bahwa simulasi bencana alam ini, merupakaan bagian dari kesiapsiagaan masyarakat dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam. Kita semua tidak berharap terjadinya bencana namun harus siap apabila sewaktu-waktu terjadi bencana. Melalui simulasi ini para relawan dapat berlatih dalam melakukan antisipasi kebencanaan dan dari latihan ini akan diketahui kekurangan-kekurangan yang muncul di lapangan guna evaluasi dan perbaikan. Dengan demikian ketrampilan para relawan akan terus terasah dan meningkat secara bertahap.

Sementara Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi memberikan arahan bahwa data awal yang dibuat hendaknya berbasis RT dan bersifat data tunggal. Semua yang terkait dengan kebencanaan menggunakan satu data yang sama, agar tidak terjadi kesimpangsiuran data. Dari data tunggal, valid dan akurat akan memudahkan semua pemangku kepentingan dalam mengambil kebijakan antisipasi bencana. Guna mendukung itu para relawan, yang bergerak dibidang penggalian data hendaknya dibekali dengan ketrampilan yang cukup agar dalam melakukan penggalian data bisa menghasilkan data yang valid dan akurat. Demikian juga para relawan yang melakukan evakuasi korban bencana hendaknya diberi ketrampilan kegawat daruratan agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan  pertolongan. Kita juga harus antisipasi dengan gang sempit yang ada di wilayah, dimana mobil tidak bisa masuk, bagaimana cara menolong korban menggunakan motor roda tiga atau digotong menggunakan drakbar atau sejenisnya. Sedangkan terkait dengan jalur evakuasi sebaiknya ke depan dibuat papan petunjuk arah yang bisa membantu masyarakat yang akan bergerak menuju tempat pengungsian. KTB tidak hanya berhenti pada simulasi ini, namun akan terus berlanjut dengan melakukan komunikasi dan membangun jejaring dengan KTB lain maupun relawan/organisasi relawan serta pelatihan-pelatihan yang akan meningkatkan ketrampilan individu relawan maupun secara tim dalam antisipasi bencana.

Lebih lanjut Heroe menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi terhadap masyarakat di kampung Wirobrajan yang telah bersedia sebagai relawan dan membentuk Kampung Tangguh Bencana, ini KTB yang ke 107 yang telah dibentuk BPBD Kota Yogyakarta. Kami yakin melalui partisipasi aktif warga,kita bisa melakukan antisipasi bencana dengan baik, inilah bentuk gotong royong dan kebersamaan warga dengan Pemerintah dalam melakukan antisipasi bencana. Mudah-mudahan apa yang kita upayakan mendapat Ridho Alloh SWT dan menjadi amal ibadah kita serta menjadikan kita lebih berfmanfaat bagi sesama, amin. Acara simulasi diakhiri dengan pengukuhan dan penyerahan SK relawan KTB Wirobrajan. (ant)