Selain menyediakan layanan kesehatan dengan kemudahan akses, Rumah Sakit Jogja juga senantiasa menjalin hubungan kekeluargaan dengan para pengguna layanannya. Salah satu bentuk kekeluargaan aygn sudah berjalan adalah terbentuknya forum khusus untuk mewadahi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) beserta pengasuh/prang tua mereka dalam Forum Anak Hebat (FAH).
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh FAH adalah Terapi Energi untuk ABK yang berlangsung pada Sabtu (16/3) bertempat di RS Jogja.
“Terapi ini bertujuan untuk memberikan rangsangan kelistrikan saraf yang nantinya berdampak secara signifikan pada perkembangan ABK” tutur Lisa selaku Psikolog pendamping terapi.
Ditambahkan oleh dr. Zuwidatulhusna, Sp. KFR, terapi ini juga bisa dilakukan di rumah dengan pendampingan orangtua atau pendamping.
“Perangsangan gerakan yang lembut, ritmik, dan teratur bisa dilakukan oleh para orangtua di rumah sehingga progresss perkembangan anak akan cepat terlihat.” Imbuhnya.
Pada terapi ini, berlangsung juga dialog yang dihadiri jajaran direksi, psikolog klinis, dan para terapis yang selama ini mendampingi ABK yang menjalani protkolo terapi di RS Jogja.
Di akhir acara dillakukan pula penandatangan perjanjian kerja sama antara RSJogja dengan Forum Anak Hebat. Fitri Agustina selaku ketua Forum Anak Hebat menegaskan bahwa Forum yang sudah berjalan lebih dari tiga tahun ini sangat bermanfaat bagi orangtua ABK yang menjalani terapi di RS Jogja
“Jalinan komunikasi yang terbentuk melalui AFH akan mempermudah informasi dan juga saling tukar pegnalaman antar orangtua dalam merawat dan mengawal perkembangan ABK” Katanya.
Dalam Rangka Penguatan Data Kelahiran, Kematian dan Penyebab Kematian, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi berbagi pengalaman dalam Lokakarya Penguatan Sistem Pencatatan Kelahiran, Kematian dan Penyebab Kematian sebagai Implementasi Pencatatan Sipil dan Statistik Hayati ( PS2H ) yang diselenggarakan oleh Pusat Litbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Selasa (12/3) siang di Hotel Wyndham Casablanca Jakarta. Secara spesifik, kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkuat integrasi antara data kependudukan catatan sipil dan data kesehatan agar semuanya menjadi satu big data yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih luas.
Wawali, dalam paparannya menjelaskan, saat ini integrasi data menjadi kata kunci dalam peningkatan layanan publik, termasuk layanan kesehatan dan kependudukan sehingga masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) perlu untuk mengintegrasikan data-data yang dimilikinya.
“Yang pertama itu masing-masing OPD harus menurunkan egonya, kedua harus mengubah mindset tentang perlunya kita punya data yang sama, punya program yang sama” Jelas Wawali di awal paparannya.
Lebih lanjut, Wawali juga meminta agar pemerintah pusat juga memberikan perhatian kepada pemerintah daerah karena masih adanya kebijakan pusat yang menghambat integrasi data antar OPD di daerah.
“Problem menata bareng-bareng program ini terkadang menjadikan OPD harus mengubah programnya yang menyebabkan mereka kehilangan backup anggaran dari pusat, selain itu terkait dengan aplikasi yang kita kembangkan juga mengalami kesulitan untuk menyesuaikan dengan aplikasi pusat agar bisa terintegrasi” Papar Wawali.
Sementara terkait data kependudukan dan kesehatan di Kota Yogyakarta, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini mengatakan, angka kelahiran hidup di Yogyakarta rata-rata berjumlah empat ribu sampai lima ribu per tahun, sedangkan untuk data identifikasi kematian masih menemui beberapa kendala, yakni masih tingginya angka kematian yang tidak diketahui penyebabnya atau dikenal dengan kode R98.
“Hal tersebut disebabkan antara lain karena adanya penduduk Kota Yogyakarta yang meninggal di luar kota sehingga pelaporan terlambat dan ketika dilakukan otopsi verbal didapatkan penyebab kematian tidak diketahui, sehingga menjadikan jumlah kematian yang tidak diketahui masih cukup tinggi” Jelas Fita. (can/ams)
Pemerintah Kota Yogyakarta kembali menyelenggarakan vaksinasi rabies gratis keliling bagi anjing, kucing, dan kera milik warga Kota Yogyakarta. Kegiatan ini akan dilaksanakan dua tahap, tahap pertama yakni pada Maret - Mei dan tahap kedua pada tanggal 24 Juni sampai 7 Agustus 2019. Pelaksanaan akan dilakukan di setiap Kelurahan di Kota Yogyakarta.
Tahap pertama meliputi kelurahan-kelurahan yang ada di Kecamatan Kraton, Gondomanan, Mantrijeron, Mergangsan, Pakualaman, Umbulharjo dan Wirobrajan, sementara tahap kedua akan dilaksanakan di Kecamatan Kotagede, Tegalrejo, Gondokusuman, Jetis, Ngampilan, dan Danurejan.
Jadwal selengkapnya silahkan lihat gambar di atas.
Dalam rangka upaya mengurangi resiko bencana, Rumah Sakit Jogja melakukan pelatihan simulasi kebencanaan. Kegiatan ini berlangsung pada hari Sabtu (2/3) pagi di Rumah Sakit Jogja, Wirosaban. Pelatihan ini menggandeng Dinas Kebakaran Pemerintah Kota Yogyakarta dan CV Wahana Tunggal.
Dituturkan oleh Direktur Rumah Sakit Jogja, dr Ariyudi Yunita MMR, Rumah Sakit Jogja sebagai unit pelayanan kesehatan yang dilengkapi dengan fasilitas bangunan dan peralatan tentu saja memerlukan upaya mitigasi bencana jika terjadi kejadian bencana untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan apabila terjadi bencana
“Simulasi dilaksanakan sebagai langkah awal kesiapsiagaan Rumah Sakit jika sewaktu-waktu terjadi kejadian bahaya dan bencana” Ungkapnya
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan, salah satu kejadian bencana yang memungkinkan kerusakan dalam waktu singkat dan menimbulkan kerusakan dengan skala besar adalah kebakaran, demikian, di samping hal tersebut pada saat kejadian bencana sangat memungkinkan penanganan segera seperti kejadian henti jantung, henti nafas, dan kejadian keamanan lainnya seperti penculikan bayi, dan kekurangan persediaan sarana air bersih.
“Untuk itu Rumah Sakit perlu melakukan pelatihan simulasi bersama antara code red, code green, code blue, code pink dan uji titik kritis air dalam upaya peningkatan kemampuan personil dalam upaya menghadapi hal tersebut” Imbuhnya.
Pelaksanaan pelatihan ini sendiri diikuti oleh segenap civitas hospitalia RS Jogja, termasuk perwakilan profesi yang ada di RS, direksi, dan manajemen.
Ringkasan APBD Kota Yogyakarta Tahun Anggaran 2019 dapat diunduh melalui tautan berikut
Dalam rangka menyukseskan penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Yogyakarta membuka kesempatan bagi Warga negara Indonesia yang berdomisili di Yogyakarta untuk menjadi Anggota Pengawas TPS.
Penerimaan berkas pendaftaran an seleksi calon Pengawas TPS dilaksanakan pada tanggal 11 sampai dengan 21 Februari 2019 pada hari dan jam kerja di seluruh Kantor/Sekretariat Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan
Syarat dan informasi lebih lanjut silahkan unduh tautan di bawah ini.
Dalam rangka memberikan bekal ketrampilan serta untuk mengurangi pengangguran, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil danMenengah, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Tahun Anggaran 2019 membuka Pelatihan GRATIS bagi warga Kota Yogyakarta.
Syarat, ketentuan, serta informasi lebih lanjut silahkan unduh tautan berikut