Santri Masa Kini Harus Jihad Lawan Pandemi

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Yogyakarta, menggelar pembukaan rangkaian Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2020. Pembukaan rangkaian HSN ini dilakukan oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, didampingi Ketua PCNU Kota Yogya, Yazid Efendi, dan Wakil Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama DIY, Fahmi Akbar Idris, di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) Yogyakarta, pada Senin (19/10).

Wakil Walikota Yogya, Heroe Poerwadi dalam sambutannya menyampaikan bahwa jika dahulu jihad santri adalah melawan penjajahan, namun dalam waktu dekat ini jihad santri adalah menyelesaikan kasus pandemi Covid-19 di Yogyakarta dan di Indonesia. Semua ini agar bisa melindungi dan menyelamatkan diri, keluarga dan seluruh umat yang ada. 

Untuk itu, lanjut Wawali, diharapkan agar para santri responsif terhadap kebiasaan baru. Para santri harus bisa menyadari, bahwa kebiasaan baru itu positif, karena hal itu memberi alternatif bagi kita semua untuk responsif terhadap kondisi yang kita alami bersama.

“Kebiasan baru bisa menjadi alternatif untuk merespon kondisi yang kita hadapi bareng-bareng. Maka dari itu kita harus terus bergerak dan berkarya. Hal ini sebagaimana tema ulang tahun Kota Yogya, Tan Mingkuh Tumapak Ing Jaman Anyar,” kata Heroe.

Wawali juga berharap agar PCNU bersama-sama pemerintah Kota Yogya untuk terus menjaga dan melestarikan budaya Yogya. Hal ini karena Yogya hidup dari budaya, orang datang ke Yogya karena nilai-nilai budayanya.

“Jangan sampai budaya kita tergeser dengan kebudayaan lain, dan budaya kita terlupakan. Karena orang datang ke Yogya ingin melihat kebudayaan itu, maka dari itu para santri harus bisa menjadi penggiat yang tidak meninggalkan kebudayaan di lingkuan sekitarnya. Karena menjaga dan melestarikan kebudayaan adalah kekuatan kita di masa depan,” kata Heroe Poerwadi.

Pada kesempatan yang sama, Yazid Efendi mengatakan bahwa HSN diperingati tidak lain adalah untuk menumbuhkan kembali semangat perjuangan para santri dalam berjuang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Namun, dalam konteks saat ini semangat perjuangan itu dimaknai oleh PCNU Kota Yogya dengan mengangkat tema Hari Santri, “Santri Membumi: Nggandeng, Nggendong, Nggendung.”

Menurut Yazid, tema tersebut diselaraskan dengan visi Pemerintah Kota Yogya dalam program Gandeng Gendong. Di mana hal ini merupakan sinergi antar ormas dan pemerintah untuk mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.

“Tahun ini penyelenggaraannya berbeda. Kita menyesuaikan kondisi pandemi dan harus ketat dengan protokol kesehatan. Selain itu, akan banyak diisi dengan kegiatan semaan Alquran, webinar, dan pertunjukan seni budaya. Ternyata, potensi budaya di Kota Yogya sangat banyak dan ini menjadi peluang bagi kita untuk mengembangkannya,” kata Yazid. (Muc)