Manfaatkan Bahan Alam, Produk Palem Craft Tembus Pasar Ekspor

Siapa sangka modal nekat membuat  Deddy Effendi pemilik Palem Craft memiliki omzet Rp 1,5 Miliar per bulan dari penjualan dekorasi rumah seperti cermin, lampu, guci dan aksesoris rumah lainnya.

Memanfaatkan barang-barang yang jarang dilirik seperti serat batang pisang, rumput rayung, bambu, ranting kayu, biji mahoni hingga kulit kerang.

Ditangan Deddy bahan-bahan tersebut didesain eksklusif, dengan kualitas premium, dan ramah lingkungan. Sehingga menjadi produk yang laris dipasaran.

Produk Palem Craft ini dibandrol dengan harga mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah sesuai tingkat kerumitan produknya.

"Sebelumnya, kami memiliki toko Batik Jogja Kembali yang berada di Jalan KH Ahmad Dahlan Yogyakarta. Namun saya berfikir bagaimana toko yang sudah jadi ada kelengkapan seperti kerajinan yang masuk di segmen pasar. Kami buka untuk pemasaran lokal namun gencar di ekspor," ujarnya, Kamis (13/7). 

Pemilik Palem Craft, Deddy saat melihat proses pembuatan produknya di salah satu Gudang Palem Craft.

Dari situlah ide-ide terus muncul dan uniknya semua produk langsung didesain oleh Deddi sendiri sehingga bisa disebut produk original hasil karyanya "Dari situ kami mencoba mempelajari karakter menjalankan bisnis dan permintaan luar biasa," jelasnya.

Bisnis ini sudah dijalankan semenjak tahun 2003 dan hampir 90 persen pasar Palem Craft berada di pasar ekspor. Produknya kini sudah diekspor di berbagai belahan Eropa seperti Spanyol, Prancis, Belanda, Belgia bahkan juga merambah ke Amerika, Korea dan Yunani.

"Pasar terbesar kita ekspor bisa mencapai 5 kontainer per bulannya yang tersebar di Eropa, Amerika, Korea dan yang terakhir di Yunani. Untuk Indonesia sendiri kami secara rutin kirim ke hotel dan resort yang ada di Bali," ujar Deddy.

Karyawan Palem Craft sedang membuat cermin yang dianyam menggunakan serat pelepah pisang.

Menurutnya, banyaknya konsumen internasional yang membeli produknya karena  mereka merasa produk Pakem Craft memiliki keunikan dan memenuhi green product atau pembuatan secara alami tidak menggunakan bahan kimia.

Dalam proses pembuatannya Deddy menggunakan teknik press. Dimana cara pembuatannya yang khusus melalui uji bahan yang khusus dengan memilih pelepah pisang yang kuat sehingga saat dipress tidak gampang putus seratnya.

Lalu setelah dipress, serat pelepah pisang bisa digunakan berbagai macam anyaman diantaranya dijadikan kepang lalu dibuat melingkar sebagai hiasan cermin lampu hias.

Salah satu proses anyam yang dilakukan karyawan Palem Craft.

Selanjutnya setelah dianyam lalu proses perekatan dan pemotongan agar produk yang dihasilkan rapi dan estetik.

Jika sudah melalui itu semua, maka cermin atau lampu diberikan cat alami khusus dari Palem Craft dan finishing produk diberikan sentuhan air/dicuci agar bersih dan terakhir dikeringkan.

Karyawan Palem Craft saat melakukan perapian produk pada lampu yang ornamennya terbuat dari kulit kerang dan bambu yang sudah dipotong-potong menjadi produk yang unik dan estetik.

"Kami menggunakan bahan baku utama serat dari pelepah pisang dan limbahnya tidak mengganggu tidak dipakai pun bisa rusak sendiri. Untuk finishing campuran air tidak membahayakan lingkungan pastinya," ujarnya.

Bahan baku yang digunakan tidak banyak ditemui di Kota Yogyakarta. Sehingga Deddy, bekerjasama dengan para petani di seluruh  Indonesia untuk memenuhi bahan baku yang diperlukan.  

"Di Kota Yogyakarta sendiri keberadaan bahan baku tidak banyak. Kami bekerjasama dengan petani di indonesia untuk stok bahan baku yang digunakan. Selain itu, kita menggunakan biji mahoni. Jika dipotong motif batiknya luar biasa," katanya.

Tak hanya itu, Deddy juga memanfaatkan kulit kerang yang dijadikan lampu hias yang menambah keunikan produknya.

Kini, Deddy memiliki 70 karyawan di workshop dan 1000 karyawan lepas yang berada di Kota Yogyakarta, Bantul dan Kulonprogo.

Salah satu proses pengeringan pada lampu hias dengan serat-serat dari pelepah pisang.

"Tenaga pekerja kami,  yang ada di workshop juga diajarkan untuk mereka menjadi entrepreneur. Jadi mereka membuka lapangan kerja di tetangganya dari 50 orang bisa memiliki pegawai 2-5 orang dirumah," ujarnya.

Ia berharap, banyaknya wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta menjadikan peluang para pelaku industri untuk menciptakan suatu produk yang disukai para wisatawan. Selain itu, Deddi  juga berharap untuk terus melakukan inovasi agar produk buatannya tidak tertinggal zaman.

Gerai Palem Craft yang berada di Toko Batik Jogja Kembali di Jalan KH. Ahmad Dahlan No 8, Gondomanan, Yogyakarta.

Semua produk Palem Craft ini bisa didapatkan dengan membeli langsung ke gerai Palem Craft yang berada di Toko Batik Jogja Kembali di Jalan KH. Ahmad Dahlan No 8, Gondomanan Kota Yogyakarta. Wisatawan dapat memilih dan membawa pulang aneka  produk hiasan dekorasi yang unik, menarik dan ramah lingkungan. (Hes)