Lestarikan Olahraga Tradisional, Anak Muda Yogya akan Dilatih Jemparingan

Mantrijeron - Sebanyak 120 peserta dari  26 paguyuban dan komunitas olahraga tradisional jemparingan se Kota Yogyakarta mengikuti Lomba Jemparingan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Minggu (23/7/2023) di Hotel Brongto Yogyakarta.

Kegiatan perlombaan ini dimulai sejak pukul 08.00 WIB berlangsung secara sportif. Selain itu, para peserta menggunakan baju khas Jawa yakni Surjan dan Kebaya.

Pada perlombaan tersebut telah ditetapkan peraih juara lomba jemparingan. 

Untuk Juara I pemenang lomba jemparingan dirah oleh Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) nitya Prayitno Poespito (Mbah Dono) dari perwakilan Paguyuban Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta dengan total hadiah Rp 5 juta, Juara II diraih oleh Andong dari perwakilan dari Paguyuban Langenastro dengan hadiah uang tunai sebesar Rp 4,5 juta.

Para pemenang lomba olahraga tradisional jemparingan.

Sementara itu, untuk Juara III diraih Alifah dari perwakilan Paguyuban Suryastrawara yang mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 4 juta.

Penyerahan hadiah lomba jemparingan ini langsung diberikan oleh Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Wironegoro kepada ketiga pemenang lomba.

Salah satu pemenang lomba jemparingan Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Nitya Prayitno Poespito (Mbah Dono) mengatakan, para peserta diberikan kesempatan menembakan anak panahnya sebanyak 4 kali dari jarak yang telah ditentukan.

Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Wironegoro saat memberikan hadiah kepada pemenang lomba jemparingan.

Bagi peserta yang memiliki poin terbanyak dalam menembak sesuai sasaran akan menjadi pemenang.  

Ia mengatakan, sudah terbiasa mengikuti lomba jemparingan, sebab kesehariannya juga sebagai pelatih jemparingan di Keraton Ngayogyakarta. 

"Persiapan kompetensi ini tidak begitu banyak seperti latihan. Kebetulan saya juga sebagai pelatih," jelasnya.

Pihaknya berharap, generasi muda atau milenial banyak yang tertarik dengan olahraga tradisional jemparingan. 

"Kemenangan ini murni dari Allah SWT saya hanya berusaha ketika saya melepaskan anak panah ini sudah saya awali dengan basmalah, nyangkut atau tidak pada sasaran butuh kecermatan dan stamina yang sehat," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya ikut serta melestarikan Jemparingan melalui pelatihan ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Yogyakarta.

"Saya sudah tanamkan mengajar di beberapa panti asuhan di Kota Yogyakarta dan Gunung Kidul.  Selain itu, juga di beberapa sekolah yang nantinya akan di mulai pada Bulan Agustus dengan pelatihan dasar jemparingan agar bisa lebih profesional lagi," jelasnya.

Suasana saat Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta Yetti Martanti mencoba olahraga tradisional jemparingan di Hotel Brongto Yogyakarta.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Yetti Martanti mengungkapkan, kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta dalam melestarikan nilai-nilai adat dan tradisi, salah satunya adalah olahraga tradisional Jemparingan. 

"Perlombaan ini untuk media mereka saling bersinergi dan menjalin kekompakan. Selain itu, kegiatan ini dalam  rangka untuk bersama-sama melestarikan dan mengembangkan kebudayaan khususnya Olahraga Tradisional Jemparingan," katanya.

Ia berharap, untuk ke depannya akan ada pelatihan Jemparingan se Kota Yogyakarta agar nantinya generasi muda ikut serta dalam melestarikan kebudayaan salah satunya pada olahraga tradisional Jemparingan.

"Rencana kita akan melakukan latihan se Kota Yogyakarta. Ini untuk memotivasi generasi muda khususnya untuk menjadi lebih gemar dengan kegiatan tradisional jemparingan ini. Sebab olahraga ini mengandung muatan kebudayaan yang ada didalamnya," ujarnya. (Hes)