Budidaya Maggot Olah Sampah Organik, Bernilai Jual Tinggi

Umbulharjo-Setelah sukses dengan gerakan zero sampah anorganik yang mampu menekan volume sampah hingga 87 ton perhari, kini Pemkot Yogyakarta juga akan merambah pada pengelolaan limbah jenis organik.

Pemkot Yogya pun terus berupaya menumbuhkan peran masyarakat dalam mengelola sampah organik secara mandiri berbasis masyarakat atau komunitas.

Salah satu contohnya ada di rumah maggot yang berada di Kampung Mendungan, Kelurahan Giwangan, Umbulharjo. Untuk pengelolaannya rumah maggot ini di bawah Kelompok Tani Pelangi RW 11 Mendungan.

Sekda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya yang juga merupakan Ketua Forum Bank Sampah (FBS) Kota Yogya saat melihat budidaya maggot yang ada di RW 11 Mendungan, Giwangan, Umbulharjo. 

Ketua Kelompok Tani Pelangi Mendungan Giwangan, Budi Santosa mengatakan di Kelompok Tani Pelangi selain fokus pada pertanian, juga fokus pada pengelolaan sampah rumah tangga.

"Disini juga ada bank sampahnya, jadi sampah organik dari warga sekitar kita buat pupuk, dan pupuk itu juga untuk sayuran yang kita tanam," bebernya saat peresmian rumah maggot, Selasa (25/7/2023).

Sampah organik tersebut, juga dijadikan makanan untuk para maggot tersebut. Dijelaskannya, dalam proses budidaya, pihaknya lebih dulu menampung sampah organik warga.

Kemudian sampah tersebut harus dicacah, serta dihaluskan, agar mudah diserap oleh maggot yang sudah ditempatkan di ruang khusus.

Sedangkan untuk sampah anorganik, lanjutnya, oleh kelompok tani ini di sulap menjadi berbagai cindera mata.

Ia mengungkapkan hasil dari pengelolaan sampah dengan metode bio konversi menggunakan maggot tersebut juga memberikan banyak nilai tambah.

"Maggot mampu memakan dan mengurai sampah organik. Maggot pun bisa dijual untuk pakan burung atau ikan, bahkan bangkai lalat yang menghasilkan telur maggot pun bisa dijual untuk pakan burung," tandasnya.

Budi berharap, pengelolaan sampah dengan metode maggot tersebut semakin berkembang sehingga tidak hanya mengolah sampah dapur dari RW 11 Mendungan saja, namun seluruh sampah warga se Kemantren Umbulharjo.

“Harapannya, bisa zero waste sampah organik sehingga bisa mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan,” katanya.

Pada acara tersebut juga dilakukan panen  dan penanaman bawang merah. Budi mengatakan dipilihnya bawang merah lantaran bawang merah adalah salah satu bahan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

"Musim kemarau ini adalah musim yang sangat bagus untuk menanam bawang merah," ujarnya.

Sekda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya yang juga merupakan Ketua Forum Bank Sampah (FBS) Kota Yogya saat melihat budidaya ikan yang ada di RW 11 Mendungan, Giwangan, Umbulharjo. 

Sementara itu Sekda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya yang juga merupakan Ketua Forum Bank Sampah (FBS) Kota Yogya sangat menyambut baik langkah warga RW 11 Mendungan.

Menurutnya hal tersebut dapat menjadi motivasi agar masyarakat Kota Yogya dapat mengolah sampahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. "Salah satunya dengan metode beternak maggot ini," bebernya.

Aman berujar pengelolaan sampah dan pengurangannya tidak hanya persoalan teknologi dan sarana prasarana saja. 
Namun juga peran serta dan perubahan perilaku dari masyarakat.

“Itu artinya gerakan yang berbasis sosial masyarakat sangat menghasilkan progres yang baik dalam konteks pengelolaan persampahan," ujarnya.

Sekda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya yang juga merupakan Ketua Forum Bank Sampah (FBS) Kota Yogya saat melalukan panen bawang merah di RW 11 Mendungan, Giwangan, Umbulharjo. 

Pihaknya mengungkapkan peningkatan edukasi ke masyarakat untuk mengelola sampah sejak dari sumbernya akan terus dilakukan karena untuk mengubah kebiasaan membuang sampah sangat sulit.

“Setidaknya, masyarakat melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah tangga dan bisa dikembangkan dengan pengelolaan sampah dengan berbagai metode sesuai kondisi di wilayah masing-masing. Ada banyak metode selain dengan maggot, bisa dengan komposter atau lodong sisa dapur,” katanya. (Han)