Festival Sungai Winongo Jaga Kelestarian Alam dan Budaya

Gedong Tengen - Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko menutup kegiatan Winongo Jogja River Festival (WJRF) Tahun 2023 dengan memukul kentongan, Sabtu (30/7/2023). 

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan, festival ini dapat mendorong  Sungai Winongo menjadi salah satu destinasi wisata baru di kawasan Barat Kota Yogyakarta. 

Selain menjadi sarana rekreasi, festival ini juga menjadi sarana edukasi bagi  masyarakat agar memahami pentingnya menjaga dan melestarikan sungai.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo saat mengetuk kentungan tanda penutupan WJRF di bantaran Sungai Winongo.

"Saya sangat mengapresiasi, ini sebagai bentuk mendorong dan memicu masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai ini. Semoga menjadi pariwisata yang berkualitas yang memberikan satu experience menjaga budaya dan alam kita," ujar Singgih.

Walaupun sungai sudah terlihat bersih, Singgih tetap menghimbau kepada warga sekitar untuk mencintai lingkungan Sungai Winongo dengan tidak membuang sampah sembarangan. "Mari bersama menjaga terutama kebersihan sungai, agar sungai tidak menjadi tempat buang sampah," jelasnya.

Dengan memilah sampah, tambahnya, merupakan bagian dari menjaga alam. Untuk itu, ia berharap masyarakat terus menerapkan gerakan mengurangi sampah dan mengolah sampah.

Selain itu, acara ini sudah diselenggarakan sejak 28-29 Juli 2023. WJRF yang berada di Jembatan Tukangan Kulon berada di atas Kali (sungai) Winongo ini mengusung tema Urban Space and Urban Culture.

Salah satu penampilan Tari Batik Shadow yang dibawakan oleh Nurohmad.

Urban space di Sungai Winongo merupakan ruang publik yang telah digunakan untuk kegiatan sosial, ekonomi dan  wisata. 

Sedangkan Urban Culture, Sungai Winongo memiliki satu tradisi luhur, yakni Memetri Sungai yang hingga kini masyarakat peduli akan kelestarian dan kebersihan sumber mata air.

Penutupan WJRF disuguhkan dengan penampilan tari-tarian dari Tari Srimpi Kawung yang dibawakan oleh Mila Rosinta dan Tari Batik Shadow yang dibawakan oleh Nurohmad. 

Suasana saat warga bantaran Sungai Winongo menikmati pertunjukan WJRF.

Selain itu, WJRF juga dimeriahkan oleh kolaborasi antara Perempuan Berkebaya Indonesia dan Alex John Musisi Shakuhachi Japanese Flute.

Namun sebelumnya, pagi hari juga dimeriahkan dengan penampilan  Memetri Sungai dan Tumbuk Ageng Angon Bocah dari  masyarakat Pringgokusuman dan Tegalrejo untuk mengenang tradisi dan budaya sejak turun temurun.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Wahyu Hendratmoko mengungkapkan, WJRF ini pertama kali diselenggarakan.

"Saya berharap, event ini menjadi event annual yang terstandar Karisma Event Nusantara (KEN). Sehingga bisa menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya. Ayo wisata terus ke Yogyakarta, Yogyakarta yang ngangeni," ungkapnya.

Tambahnya, pada kesempatan ini juga dimeriahkan dengan hadirnya 15 stand UMKM baik souvenir kriya maupun kuliner yang ikut berpartisipasi dalam WJRF Tahun 2023.

Untuk itu, kegiatan juga menjadi wadah bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk berkreasi dan berpartisipasi dalam menyajikan produk unggulan mereka agar lebih dikenal masyarakat ataupun wisatawan. (Hes)