Pedagang Pasar se-Kota Kurangi Sampah Residu Hingga 10 Ton Per Hari

 

 

Gondomanan - Tak hanya warga yang kini aktif mengelola sampah di Kota Yogyakarta tetapi juga para pedagang pasar. Bersama Dinas Perdagangan, pedagang pasar se-Kota Yogyakarta berkomitmen untuk meminimalisir produksi sampah anorganik maupun sampah organik dengan tidak meninggalkan sampah di area pasar. Strategi tersebut mampu menurunkan jumlah sampah residu dari 17 ton per hari menjadi 7,5 ton per hari di 29 pasar se-Kota Yogyakarta.

 

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani menegaskan pengelolaan sampah anorganik maupun organik sudah dilakukan sejak awal tahun 2023 sesuai dengan Surat Edaran Wali Kota Yogyakarta tentang Gerakan Zero Sampah Anorganik.

 

“Tentunya ada beberapa strategi yang sudah kita lakukan dan kita juga sudah berkoordinasi baik itu secara internal maupun dengan teman-teman paguyuban pedagang dan pedagang itu sendiri, sebenarnya proses edukasi itu kan sudah kita lakukan sejak tahun yang lalu sesuai dengan program zero anorganik. Tetapi kan perintah pimpinan waktu itu, khusus untuk Dinas Perdagangan Zero Sampah Anorganik Plus artinya kami juga harus mengelola organik karena memang debit sampah organik di pasar cukup banyak,” ungkap Ambar saat ditemui di kantornya, Senin (31/7).

 

Ambar menyebutkan beberapa strategi yang dilakukan adalah rajin memberikan sosialisasi mengolah sampah secara mandiri dan meminta pedagang untuk membawa pulang sampah yang diproduksinya. Strategi yang dilakukan kepada 29 pasar di Kota Yogyakarta cukup efektif menekan angka sampah.

Pengolahan sampah anorganik di pasar

 

“Kami berharap kepada seluruh pedagang untuk konsisten menghadapi situasi darurat sampah, jadi setiap hari kita ingatkan melalui relay radio untuk didengarkan di pasar. Kemudian evaluasi rutin tentunya kita lakukan, tadi pagi juga sudah kita lakukan evaluasi dari selama ini sampah pasar menghasilkan 17 ton, sekarang sampah kami satu hari itu tinggal 7,5 ton jadi kami mampu menurunkan 10 ton dengan strategi tadi,” ujarnya.

 

Ambar menegaskan kepada seluruh stakeholder dan pedagang untuk bisa menurunkan tiga ton lagi. Selain itu, upaya lain juga dilakukan dengan membuat beberapa biopori di beberapa pasar yang memungkinkan misalnya Pasar Terban, Pasar Pasty dan Pasar Giwangan. 

 

“Tentunya minggu depan akan kita evaluasi lagi apakah ini efektif atau tidak, harapan kami kami bisa menurunkan lagi paling tidak turun tiga ton lagi sehingga harapan kami sampah harian tinggal 3,5 ton. Semoga dengan dukungan semua pihak baik dari dinas maupun dari pedagang dan seluruh komunitas yang ada di lingkungan pasar itu bisa terwujud.

Pengolahan sampah anorganik di pasar

Lurah Pasar Beringharjo Timur, Udiyitno setiap hari melakukan pemantauan sampah di wilayah Pasar Beringharjo sisi timur mengungkapkan pedagang pasar sudah cukup tertib dalam mengelola sampah anorganik dan membawa pulang sampah organik. Hanya saja, sering ditemukan sampah rumah tangga milik pengunjung yang dibuang diarea pasar bahkan pinggir-pinggir pasar.

 

“Cukup disayangkan ya, karna pedagang sini sudah cukup tertib tapi ada saja oknum-oknum yang meninggalkan sampah di pinggir jalan dekat pasar. Itu sudah tidak masuk wilayah pasar tapi ya gimana, mau tidak mau karna itu cukup mengganggu. Kalau pedagang sayur atau buah biasanya untuk makan ternaknya, ada juga beberapa yang memang sudah ada yang menerima sampah organiknya,” ungkapnya. (Chi)