Pemkot Yogya Bangun Tiga Ruang Terbuka Hijau Publik Baru   

UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya memperbanyak Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik setiap tahun. Pada tahun 2023 Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup(DLH) membangun tiga RTH publik baru berbasis kampung. Pembangunan RTH publik tidak hanya mengedepankan fungsi ekologis, tetapi juga penyediaan fasilitas sosial masyarakat.
”Tahun ini (bangun) tiga ruang terbuka hijau publik baru dan satu lanjutan,” kata Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau Publik DLH Kota Yogyakarta, Rina Aryati Nugraha, Jumat (25/8/2023).

Pembangunan tiga RTH publik baru itu ada di wilayah RW 6 Kampung Bumen Kelurahan Purbayan, RW 11 Kampung Kepuh Kelurahan Klitren dan RW 11 Kelurahan Bumijo. Sedangkan satu pembangunan RTH publik lanjutan tahap II di wilayah Kelurahan Warungboto. Pembangunan RTH publik dilakukan pada lahan yang telah dibeli Pemkot Yogyakarta.

Pembangunan RTH publik di RW 6 Kampung Bumen Kelurahan Purbayan di lahan yang telah dibeli Pemkot Yogyakarta.

“Pembangunan RTH publik itu berdasarkan usulan wilayah. Masyarakat dulu mengusulkan ke Dinas Pertanahan Tata Ruang Yogyakarta. Setelah dibeli baru kami masuk (membangun RTH publik),” paparnya.

Semua pembangunan RTH publik menggunakan dana APBD Kota Yogyakarta. RTH publik di RW 6 Kampung Bumen dibangun pada lahan seluas sekitar 449 meter persegi dengan nilai kontrak sekitar Rp 262 juta. RTH publik RW 11 Kampung Kepuh di lahan seluas sekitar 600 meter persegi dengan nilai kontrak sekitar Rp 237 juta. RTH publik Bumijo seluas sekitar 600 meter persegi dengan anggaran sekitar Rp 198 juta dan sudah selesai dibangun. Untuk pembangunan RTH publik Warungboto tahap II sekitar Rp 197 juta.

Dia menyatakan pembangunan RTH publik mengedepankan fungsi ekologisnya sehingga area vegetasi hijau lebih banyak. Namun juga tetap menyediakan fasilitas sosial masyarakat seperti pendopo, toilet dan ruang bermain anak.

Gambar 3 dimensi hasil akhir pembangunan  RTH publik di RW 6 Kampung Bumen, Purbayan.

“Kita mengutamakan fungsi ekologisnya, sehingga banyak vegetasi terutama pohon-pohon. Memang ada fasilitas sosial seperti ada pendopo dan toilet untuk berkegiatan yang skalanya nggak terlalu gede,” tutur Rina.

Dia menyebut sampai Mei 2023 total ada 53 RTH publik berbasis kampung di wilayah Kota Yogyakarta. Jumlah itu akan bertambah 2  karena RTH publik baru sedang dibangun di Purbayan dan Klitren. Untuk rencana pembangunan RTH publik di bekas makam Jopraban Wirobrajan akan menggunakan APBD Perubahan 2023 tapi baru tahap satu.

“Memang peminatnya banyak untuk RTH publik ini karena dengan lingkungan kanan kiri yang padat penduduk masyarakat memerlukan lokasi untuk untuk beraktivitas sehingga RTH publik ada fungsi sosialnya,” terangnya.

Gambar 3 dimensi hasil akhir pembangunan RTH publik di Kampung Kepuh, Klitren. 

DLH Kota Yogyakarta mencatat per Agustus 2023, total luas RTH publik sekitar 2,6 hektare dan RTH privat sekitar 5 hektare. Jumlah keseluruhan luas RTH publik dan privat itu setidaknya sekitar 23 persen dari luas wilayah Kota Yogyakarta.

Salah satu RTH publik yang sedang dibangun ada di RW 6 Kampung Bumen. Dari pemantauan di lapangan, para pekerja tengah mengerjakan pembangunan pendopo. Mandor proyek pembangunan RTH publik Kampung Bumen Supardi mengatakan pengerjaan pembangunan RTH publik di Kampung Bumen dimulai sejak seminggu lalu. Selain pendopo, vegetasi pohon dan toilet RTH publik juga dikelilingi pagar menggunakan material bata ekspos. 

Proses pembangunan pendopo salah satu fasilitas RTH publik di RW 6 Kampung Bumen.

“Pengerjaan sudah seminggu ini. Targetnya pengerjaan selama 55 hari atau harus selesai sekitar Oktober,” imbuh Supardi di sela memantau pembangunan pendopo.(Tri)