Living Museum Tegalrejo Hadirkan Semangat Juang Pangeran Diponegoro

Tegalrejo-Dalam rangka memperingati perayaan 11 tahun Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kemantren Tegalrejo menggelar living museum serta pentas seni budaya Paijo atau Pasar Istimewa Tegalrejo yang bertajuk Titi Mangsa.

 

Mantri Pamong Praja Tegalrejo, Antariksa Agus Purnama mengatakan acara yang digelar hingga tanggal 1 September 2023 mendatang ini bertempat di Museum Monumen Diponegoro Sasana Wiratama. 

 

Pihaknya mengungkapkan festival tersebut juga bertujuan untuk mengangkat potensi budaya yang ada di wilayah Tegalrejo serta menumbuhkan semangat lokalitas.

 

"Yang pada akhirnya dapat menciptakan sebuah keberlanjutan di masa yang akan datang," tandasnya di lokasi, Rabu (30/8/2023).

Sementara itu Ketua tim produksi acara tersebut, Heru Kuswanto menjelaskan Titi Mangsa yang diambil untuk konsep acara tersebut ini berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti masa atau waktu. 

Sedangkan konsep Titi Mangsa yang dihadirkan dalam gelaran tersebut merupakan representasi semangat perjuangan Pangeran Diponegoro yang dapat dijadikan pijakan bagi masyarakat Kota Yogya.

"Konsep inilah yang pada akhirnya menciptakan sebuah keterhubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa selanjutnya melalui gelaran living museum," katanya.

Masa lalu, lanjutnya, direpresentasikan dengan berbagai koleksi dari peninggalan Pangeran Diponegoro. Untuk masa kini direpresentasikan melalui beragam produk kerajinan lokal yang berasal dari kreativitas warga Tegalrejo dan juga pentas seni budaya dari kelompok seni budaya di wilayah Kemantren Tegalrejo.

"Sementara representasi masa depan menyajikan intreraksi pengunjung yang kita ajak membuat berbagai karya seni seperti membantik dan cipta asa yang dituangkan dalam sebuah kanvas," jelasnya.

Pertunjukkan angklung dari siswa TK ABA Kricak Kidul yang juga ikut memeriahkan Living Museum Tegalrejo.

Heru menambahkan, untuk menyemarakkan acara tersebut, pihaknya juga menggandeng berbagai sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah Tegalrejo.

"Sudah ada sekitar 12 sekolah yang ikut menyemarakkan acara ini. Para peserta didik ini kita jadwalkan untuk mengunjungi museum. Kami bagi jadi dua kloter," katanya. (Han)