Volume Sampah Tinggal 60 Ton, Pemkot Optimalkan TPS Sementara

 

 

Umbulharjo - Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengklaim volume sampah Kota Yogyakarta kini telah berkurang menjadi 60 ton per hari. Penurunan volume sampah tersebut merupakan hasil program Gerakan Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja (Mbah Dirjo) yang digencarkan Pemerintah Kota Yogyakarta beberapa waktu lalu. Hal tersebut disampaikan pada acara Jumpa Pers di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (19/9).

 

“Akan terus kami kembangkan biopori dengan berbagai macam varian yang ada. Baik ember tumpuk, biopori, losida, biolos dan sebagainya, menyesuaikan kondisi masing- masing rumah," ujarnya.

 

Gerakan Mbah Dirjo yang diluncurkan, menurutnya telah menghasilkan sekitar 30.000 biopori. Volume sampah sudah berkurang sekitar 100 ton dengan adanya Gerakan Zero Sampah Anorganik dari sebelumnya mencapai sekitar 300 ton per hari pada tahun 2022.  Oleh karena itu, pihaknya menargetkan gerakan Mbah Dirjo bisa berkontribusi mengurangi sampah berkisar 20-30 persen dari total volume sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta sekitar 200 ton per hari.

 

Pemerintah Kota Yogyakarta juga akan terus mencoba mengembangkan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di selatan TPS 3R di Nitikan. Termasuk mengoptimalkan pengelolaan sampah mandiri yang sudah dilakukan masyarakat selama ini seperti TPST Karangmiri di Giwangan, pengelolaan sampah di Rusunawa Bener dan pengolahan sampah dengan biokonversi maggot di Kandang Maggot Yogya di wilayah Kricak.

 

"Kami akan coba lagi itu pengembangan TPS 3R. Nanti kami kembangkan karena kami masih punya lokasi di selatannya. Untuk TPST Karangmiri supaya nanti bisa dikembangkan agar bisa memenuhi atau menyelesaikan sampah paling tidak di level Kelurahan," ujar Singgih.

 

Singgih menegaskan bahwa pihaknya akan terus menindak masyarakat yang membuang sampah sembarang. Pihaknya telah memberikan kesempatan dengan membuka depo lebih lama agar masyarakat tidak membuang sampah di pinggir jalan protokol maupun tempat-tempat yang tidak semestinya.

 

"Kita juga telah berikan kesempatan masyarakat membuang sampah di 14 depo dan tiga TPS. Ini konsisten kita buka, jam enam sampai dua belas siang, dan ada pula yang buka di luar jam itu,” terangya.

 

Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono

 

Sementara itu, Kepala Badan Pembangunan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono menyampaikan Pemerintah Kota Yogyakarta akan menindaklanjuti arah kebijakan Pemerintah Daerah DIY dan arah strategis level kota.

 

“Pengelolaan pada sisi hulu, gerakan zero sampah anorganik dan gerakan Mbah Dirjo untuk sampah organik dengan biopori yang telah tersebar di dinas, sekolah, puskesmas dan pasar di Kota Yogyakarta. Lanjutan gerakan Mbah Dirjo tahun 2024 akan kita tambah titiknya menjadi 65.837 titik. Pengelolaan sampah pada sisi hilir akan dilakukan pengembangan dan memaksimalkan TPS 3R Nitikan dan TPS Karangmiri,” ungkapnya. (Chi)