Nana dan Fidyahnya: Kisah Inspiratif

Di sebuah desa kecil yang terletak di daerah pedesaan, hiduplah seorang lansia bernama Nana. Nana adalah seorang wanita yang berusia 60 tahun, lemah tubuhnya tak lagi mampu menjalankan ibadah puasa Ramadan. Meskipun begitu, semangatnya dalam menjalankan agama tetap membara.

Setiap tahun, saat Ramadan tiba, Nana merasa sedih bahwa ia tidak dapat berpuasa seperti yang ia lakukan di masa muda. Namun, Nana tidak ingin kehilangan ikatan spiritualnya dengan bulan suci ini. Ia mulai mencari cara untuk tetap memberikan kontribusi dan merasakan keberkahan Ramadan.

Setelah berdiskusi dengan seorang tokoh agama di desanya, Nana mengetahui tentang fidyah. Fidyah adalah bentuk penggantian bagi mereka yang tidak bisa berpuasa Ramadan karena alasan kesehatan atau kondisi lainnya. Ia merasa senang mengetahui bahwa masih ada cara bagi dirinya untuk berpartisipasi dalam ibadah Ramadan.

Nana memutuskan untuk membayar fidyah sebagai bentuk pengganti ibadah puasa yang tidak dapat ia laksanakan. Ia menyadari bahwa fidyah adalah sarana untuk membantu mereka yang membutuhkan dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar.

Meskipun Nana hidup dengan keterbatasan, ia tidak membiarkan itu menghalangi niatnya untuk berbuat baik. Ia mulai mengumpulkan sedikit uang yang ia miliki, meskipun jumlahnya tidak banyak. Setiap hari, Nana menabung sejumlah uang kecil untuk digunakan sebagai fidyah.

Ketika Idul Fitri tiba, Nana datang ke masjid desanya dengan hati yang penuh sukacita. Ia membawa fidyah yang telah ia kumpulkan dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan. Di sana, ia menyerahkan fidyahnya kepada panitia masjid yang bertanggung jawab untuk mendistribusikannya kepada mereka yang membutuhkan.

Setelah menyerahkan fidyahnya, Nana merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Ia merasa bahwa ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat dalam hidupnya, meskipun tidak bisa berpuasa. Ia merasa indahnya memberikan fidyah dengan tulus dan ikhlas, dan merasa terhubung dengan nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang yang diajarkan oleh agama.

Ternyata, cerita tentang Nana dan kebaikan hatinya menyebar di desa tersebut. Banyak orang yang terinspirasi oleh dedikasinya dan mengikuti jejaknya dengan membayar fidyah mereka sendiri. Desa itu menjadi terkenal karena semangat berbagi dan kepedulian sosial yang tinggi, terutama selama bulan Ramadan.

Kisah Nana mengajarkan kepada kita semua tentang pentingnya berbuat baik dan memberikan kontribusi dalam kapasitas kita masing-masing. Meskipun mungkin ada keterbatasan fisik atau situasi yang menghalangi kita dalam menjalankan ibadah secara penuh, kita masih dapat menemukan cara untuk berbuat kebaikan dan merasakan keberkahan dalam tindakan kita.

Membayar fidyah Ramadan bukan hanya tentang memberikan kontribusi finansial, tetapi juga tentang memberikan cinta, kebaikan, dan kasih sayang kepada sesama. Setiap tindakan kebaikan memiliki kekuatan untuk menginspirasi dan mengubah dunia di sekitar kita. Seperti Nana, mari kita tetap terhubung dengan nilai-nilai agama kita dan menemukan cara untuk memberikan kontribusi positif dalam hidup kita, terlebih saat bulan Ramadan yang indah ini.

Penulis: Yoga Pratama

================

#HartaBerkahJiwaSakinah
#PengelolaZakatTerbaikTerpercaya
#AmanahProfesionalTransparan
#TerimakasihMuzakiDanMustahiq
================
Mari tunaikan zakat, infaq, sedekah, fidyah, kafarat dan qurban transfer ke rekening:
BSI : 4441111121
BRI : 153101000005307
an. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta
Atau melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat

Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id