Milad Ke-49 SD Muhammadiyah Notoprajan Dihadiri Wakil Walikota Yogyakarta

Saat ini SD Muhammadiyah Notoprajan sudah berusia 49 Tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah ini mampu melewati perjalanan panjang dengan segala prestasi dan catatan pengabdiannya untuk mengarahkan dan memberikan bekal ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Milad ke-49 SD Muhammadiyah Notoprajan diadakan langsung di SD Notoprajan yang dihadiri oleh ribuan Siswa dan Wali murid.

Kebesaran SD Muhammadiyah Notoprajan tidak dapat dilepaskan dari keberadaan gabungan tiga kampung yang saling berdekatan, yaitu ”Noto Kaum Surau”, atau Notoprajan, Kauman, dan Suronatan. Sebuah kampung, tempat kelahiran dan masa kecil KHA Ahmad Dahlan ini, sekaligus sebagai pusat syiar Islam di tanah Jawa. Di Kampong Notoprajan, anak-anak usia setingkat Sekolah Dasar turut serta dalam mengaji dan berbagai aktifitas positif  lainnya.

Selain Kampong Kauman, Kampong Suronatan yang berdekatan dengan Ndalem Notoprodjo (Kampong Notoprajan), juga menjadi pusat syiar islam di Kota Yogyakarta. Tiga kampung inilah yang sejak dulu menjadi pusat pengembangan islam yang berkemajuan. Kegiatan ini juga di meriahkan dengan berbagai lomba mulai dari Lomba Mewarnai, hafalan Al-Qur'an, dan pementasan seni budaya yang di ramaikan oleh siswa-siswi SD Muhammadiyah Notoprajan.

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, peringatan milad merupakan momentum rangkaian acara yang dihadiri segenapa keluarga besar sekolah untuk bertemu, berinteraksi dan mempererat ukhuwah baik antara siswa, murid, guru, komite, para stake holder maupun dengan masyarakat.

“Dalam memperingati milad ini sudah selayaknya bagi internal jajaran SD Muhammadiyah Notoprajan bersama Komite untuk senantiasa mengevaluasi kinerja sekolah ini dari waktu ke waktu. Hal ini mutlak diperlukan karena dinamika dunia pendidikan dan perkembangan zaman serta dinamika sosial sangat mempengaruhi segala proses transfer pengetahuan dari para guru kepada anak didik” ujarnya.

Heroe Poerwadi menambahkan, SD Muhammadiyah Notoprajan sebagai lembaga pendidikan Islam dibawah panji Muhammadiyah hendaknya tidak hanya melaksankan fungsi teori dan praktis saja, tetapi juga harus melaksanakan fungsi psikis untuk mewujudkan moral Islam di tengah struktur masyarakat yang kompleks ini.

“Ingatlah bahwa pendidikan karakter pertama untuk anak ialah sholat tepat waktu. Kedua bakti kepada orang tua, dan ketiga memberi manfaat pada lingkungan di manapun berada. Ketiga hal tersebut harus menjadi pegangan para orang tua dan guru dalam membimbing putra-putrinya menjadi insan yang paripurna” katanya.

Heroe Poerwadi menjelaskaan bahwa dalam kegiatan selama di sekolah ini dapat menghasilkan generasi yang unggul dalam ilmu, amal dan akhlaknya. “Menghasilkan generasi yang unggul ilmu, amal dan akhlaknya mampu menghargai ke-bhinnekaan sebagai satu bangsa Indonesia” ungkapnya.  (Hes)