Pemkot Gagas Penguatan Moral dan Etika

Dalam rangka menguatkan kembali semangat gotong royong yang berdasar moral etika dan budaya di lingkup Kota Yogyakarta, Pemerintah Kota (Pemkot)Yogyakarta menggelar sarasehan bertajuk Pemantapan Nasionalisme Organisasi Kemasyarakatan dan Sosial Keagamaan Kota Yogyakarta, selasa (31/10.

Acara yang  berlangsung di ruang Bima Balai Kota Yogyakarta ini dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama, pimpinan organisasi kemasyarakatan Camat dan lurah se Kota Yogyakarta. Turut hadir tokoh agama sekaligus tokoh Masjid Jogokaryan, H.M Jasir.

“Dibutuhkan kebersamaan dan semangat kegotongroyongan seluruh elemen masyarakat dengan pemerintah agar cita-cita tersebut dapat tercapai,” kata Wali Kota Yogyakarta dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Tri Widiyanto.

Wali Kota mengajak para tokoh masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang berkualitas yaitu situasi kota yang kondusif untuk membangun karena adanya kesadaran dan kemitraan yang solid antara pemerintah dengan masyarakat.

Menurtutnya upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan tidak bisa dijalankan serta merta begitu saja tanpa adanya dukungan dari masyarakat.

“Oleh karena itu, paradigma pembangunan Pemerintah Kota Yogyakarta bergeser kepada pembangunan yang lebih riil yang melibatkan seluruh komponen masyarakat untuk turut berperan aktif dalam pembangunan,” jelasnya.

Ia mengingatkan bahwa pemberdayaan sebagai bagian dari paradigma baru pembangunan kami maknai dengan memfokuskan perhatian pada semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual SDM, aspek material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial.

“Sedangkan pemberdayaan masyarakat sendiri terkait dengan pemberian akses bagi masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kehidupan ekonomi, sosial dan politik,” lanjutnya.

Pemberdayaan masyarakat telah terbukti ampuh untuk mengatasi ketidakmampuan masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan serta adanya kondisi kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat.

Namun demikian, menurutnya upaya pemberdayaan masyarakat memerlukan peran nyata masyarakat sendiri untuk tahu, mau dan mampu berperan dalam setiap proses pembangunan.

Ia berharap bahwa kedepan masyarakat dan kota ini akan menjadi lebih maju dan sejahtera. Dibutuhkan kebersamaan dan semangat kegotongroyongan seluruh elemen masyarakat dengan pemerintah agar cita-cita tersebut dapat tercapai.

Sementara itu Kepala Bagian Pemerinh Kota Yogyakarta Zenni Lingga menuturkan, kegiatan ini merupakan langkah persiapan pembahasan RPJMD tahun 2017-2022.  Pada misi ketiga disebutkan bahwa Pemkot akan memperkuat moral, etika dan budaya masyarakat Kota Yogyakarta.

“Hal tersebut sejalan dengan Revolusi mental yang dicanangkan pemerintah pusat untuk melakukan perubahan cara berfikir, caras bekerja dan cara hidup dalam rangka membangun karakter integritas, etos kerja dan gotong royong,” jelasnya.

Untuk itu, menurutnya peran agama sangat utama dalam pembentukan karakter tersebut.

“Untuk itulah kegiatan ini sekaligus menjadi ajang sosialisasi kepada masyarakat kota yogyakarta khususnya organisasi dan lembaga sosial keagamaan terkait dengan visi dan misi kota yogyakarta,” tandasnya. (Khairunnisa Sawitri)