Kunjungan UKM Kabupaten Bandung ke XT Square, Bentuk Kerja Sama Antar-UKM

Kunjungan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Bandung ke Yogyakarta dengan tajuk ‘Pemaknaan Hubungan Transaksi Produk Unggulan UMKM Kabupaten Bandung dengan Buyer/UKM Yogyakarta’ berlangsung meriah. Acara yang dilangsungkan pada Kamis (26/10) di Gedung Basiyo, Kompleks XT Square tersebut dihadiri oleh kurang lebih 20 peserta UKM Kabupaten Bandung dan perwakilan anggota Forkom di 14 Kecamatan. Tidak lupa, perwakilan camat se-Kota Yogyakarta, perwakilan Dinas Koperasi, UKM, Nakertrans Kota Yogyakarta, pengelola XT Square, dan perwakilan Dinkop dan UKM Kabupaten Bandung.

“Kami menyambut baik kunjungan yang dilakukan oleh Dinkop dan UKM Kebupaten Bandung beserta para UKM produk potensial Kabupaten Bandung. Harapan ke depannya, akan ada produk UKM Kabupaten Bandung yang ditampilkan di XT Square, dan begitu pula sebaliknya. Akan ada produk dari UKM Kota Yogyakarta yang dapat dijual ke Kabupaten Bandung,” kata Kabid UKM Dinas Koperasi UKM dan Nakertrans Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto.

Menurut Totok, panggilan akrabnya, kehadiran peserta UKM Kabupaten Bandung, selain membuka jaringan hubungan bisnis antar-dua daerah, juga menambah wawasan dan pengetahuan antar UKM.

Salah satu pebisnis UKM dari Kabupaten Bandung, Dewi Windiani, “Saya membuka usaha sejak tahun 2010 yang lalu. Memang belum lama, tapi produk saya telah diterima masyarakat dengan baik. Hal ini karena saya dipercaya oleh salah satu supermarket besar di Bandung sebagai salah satu distributor produk fashion,” ungkap Dewi di sela-sela acara.

Dewi yang membuka usaha dengan brand batiQyunik memiliki produk unik, yaitu pakaian dengan bordir tema tertentu. Keunggulan produknya terletak kepada bordir manual yang diaplikasikan pada setiap produknya.

Saat menembus supermarket pun, Dewi mampu meyakinkan pihak manajemen untuk membayar tunai setiap transaksi yang dilakukan. Hal ini ternyata mampu dilakukan Dewi meski dengan negosiasi yang cukup alot.

Pengusaha UKM lainnya dari kabupaten Bandung adalah Yusron Busroni, seorang pengrajin kayu. Awalnya, dia bekerja pada proyek yang menghasilkan limbah berupa peti kemas. Dengan tekad kuat, akhirnya limbah peti kemas yang berupa kayu jati Belanda mampu diolahnya menjadi beragam furniture dan ornamen kayu. Varian produknya bahkan merambah kepada lukisan kayu dan transfer foto ke kayu.

Sementara Evan, pemilik usaha Mujamu dari Forkom Kecamatan Jetis mengatakan bahwa salah satu kendala UKM Kota Yogyakarta adalah pemasaran, sehingga dengan adanya kunjungan dari UKM Kabupaten Bandung diharapkan peluang untuk membuka jaringan pemasaran ke Bandung terbuka lebar.

Pentingnya Kemasan

Hal lainnya terkait kemasan. Banyak kemasan produk dari UKM Kabupaten Bandung yang cukup menarik dan harus mampu ditiru oleh UKM kota Yogyakarta. Seperti yang disampaikan oleh Wiwit, pendamping UKM Kota Yogyakarta.

“Produk-produk dari UKM Kota Yogyakarta tidak kalah dengan produk UKM Kabupaten Bandung. Yang menjadi persoalannya adalah kurangnya pemahaman mereka terhadap pentingnya kemasan. UKM Kota Yogyakarta lebih mencermati isi dibanding kemasan,” kata Wiwit.

Pada akhir acara, peserta kemudian diarahkan ke stand-stand kerajinan yang ada di sekitar XT Square. (Kurniawan Sapta Margana)