Milad ke-30, Rumah Sakit Jogja Gelar Operasi Bibir Sumbung dan Celah Langit

Memiliki anak yang sehat menjadi dambaan setiap orangtua. Tetapi, apa jadinya jika anak yang sangat didambakan lahir dengan kondisi kurang sempurna atau cacat? Hal ini akan menjadi masalah serius, tidak hanya bagi orangtua, tetapi juga masalah dalam keluarga.

Dalam rangka Ulang Tahun Rumah Sakit Jogja ke-30, salah satu kegiatan yang diselenggarakan adalah operasi bibir sumbing dan celah langit-langit.

Direktur Rumah Sakit Jogja, ujar Tuty Setyowati, mengatakan, kegiatan ini bekerja sama dengan Yayasan Senyum Nusantara yang telah berpengalaman dalam penanganan operatif kasus bibir sumbing dan celah langit-langit.

Dalam rangka mempersiapkan penderita bibir sumbing dan celah langit-langit, pada Rabu (18/10) dilakukan screening untuk menentukan kelayakan penderita bila menjalani operasi. Screening tidak hanya dilakukan oleh dokter spesialis bedah mulut tetapi melibatkan dokter anak, dokter bedah umum, serta dilakukan pemeriksaan laboratorium dan foto rontgen. Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan penderita selama pre-operatif, intra-operatif dan pasca-operatif.

“Penderita yang dinyatakan siap dan layak untuk dilakukan tindakan operasi menjalani tindakan operasi pada Sabtu (21/10) di Rumah Sakit Jogja,” terang Tuty.

Spesialis bedah mulut (maksilofacial) Rumah Sakit Jogja, Adi Subekti Putra, menyampaikan, cacat bawaan atau cacat lahir memiliki beragam bentuk dan kondisi, misalnya celah bibir atau lazim disebut bibir sumbing, dan celah langit-langit, yaitu kelainan bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas serta langit- langit lunak dan langit-langit keras mulut.

“Celah bibir (bibir sumbing) adalah suatu ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas yang biasanya berlokasi tepat di bawah hidung. Sedangkan celah langit-langit adalah suatu saluran abnormal yang melewati langit- langit mulut dan menuju ke saluran udara di hidung,” terangnya.

Ia menjelaskan, kelainan bawaan tersebut bisa terjadi bersamaan maupun sendiri-sendiri, serta  bisa juga terjadi bersamaan dengan kelainan bawaan lainnya. Kondisi ini disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor genetis dan lingkungan.

Selain itu, beberapa faktor risiko berperan dalam terjadinya cacat bawaan, seperti riwayat keluarga bibir sumbing dan celah langit, ras, jenis kelamin, tembakau dan alkohol, diabetes selama kehamilan, atau obesitas selama kehamilan. (Setyo Wijonarko/Rumah Sakit Jogja)