Kecamatan Tegalrejo Ikuti Festival Budaya Menoreh

Kecamatan Tegalrejo menjadi satu-satunya wakil Kota Yogyakarta yang dipilih Dinas Kebudayaan untuk mengikuti Festival Budaya Menoreh di Kulonprogo, Sabtu (21/10). Festival ini bersamaan dengan akhir pemecahan rekor menabuh gamelan terlama di Alun-Alun Wates, Kulonprogo.

Festival Budaya Menoreh digelar sebagai bagian pembelajaran, untuk saling menimba ilmu di antara peserta festival. Selain itu, memeriahkan HUT ke-66 Kabupaten Kulonprogo sekaligus turut mangayubagyo dilantiknya Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Pakualam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2017-2022.

Jumlah peserta 25 grup, di mana 5 grup berasal dari Kulonprogo Fashion Day Carnival; 5 grup dari kabupaten/kota se-DIY; 15 grup dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah; dan 1 grup dari Bangka Belitung.

Pelepasan peserta kirab budaya dilakukan Bupati Kulonprogo di depan Rumah Dinas Bupati ternyata memukau penonton yang hadir.

Kontingen Kecamatan Tegalrejo telah bersiap sejak dua minggu lalu, tepatnya sesaat setelah turut dalam Wayang Jogja Night Carnival sebagai Puncak Peringatan HUT Kota Yogyakarta ke-261.

Salah satu tim produksi kontingen Kecamatan Tegalrejo, Heru Kuswanto, menyampaikan bahwa waktu persiapan yang hanya dua minggu mampu dimanfaatkan oleh timnya untuk memilih dan meramu beragam seni yang akan ditampilkan saat festival.

“Tema yang kami ambil adalah Subali Sugriwa, di mana unsur kelembutan dikombinasikan dengan unsur kekuatan dan semangat anak muda. Unsur kelembutan yang ditampilkan saat gelaran Wayang Jogja Night Carnival kami padukan dengan tim dance dari sekolah, yaitu dari SMAN 4 Yogyakarta yang merupakan perwakilan kekuatan dan semangat anak muda,” kata Heru.

Atas kerja sama yang baik antara sekolah dan pihak kecamatan, memudahkan koordinasi di lapangan. Seperti yang disampaikan Camat Tegalrejo, Sutini Sri Lestari, yang juga alumni SMAN 4 Yogyakarta.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang membantu dalam mempersiapkan diri dalam mengikuti festival Menoreh. Terutama kepada pihak SMAN 4 Yogyakarta yang menyediakan personel dari tim dance sekolah untuk ikut bersama kontingen Kecamatan Tegalrejo serta pihak orangtua siswa. Padahal, waktu latihan dilakukan pada malam hari, sehingga sedikit banyak akan mengganggu aktivitas belajar siswa,” ujar Sutini.  (Kurniawan Sapta Margana/Kecamatan Tegalrejo)