Wakil Walikota,  Ajak Masyarakat Membangun Budaya Qurban Untuk Kesejahteraan Bangsa yang Berkemajuan

Hari raya idul adha ditandai dengan peristiwa kemanusian dalam sejarah kehidupan manusia yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Anaknya Nabi Ismail, yaitu pengorbanan yang bermuara pada imam dan taqwa kepada Ilahi Rabbi, Allah semesta alam. Peristiwa pengorbanan Ibrahim dan Ismail adalah peristiwa berlandaskan pada keikhlasan dan rasa cinta kepada Allah SWT.

Ismail adalah sekedar simbol dari segala yang kita miliki dan cintai dalam hidup ini. Kalau isma’ilnya nabi ibrahim adalah putranya sendiri, lantas siapa isma’il kita?  Bisa jadi diri kiita sendiri, keluarga kita, anak dan istri kita, harta, pangkat  dan jabatan kita. Yang jelas seluruh yang kita miliki bisa menjadi isma’il kita yang karenanya akan diuji dengan itu. Kecintaan kepada isma’il kita itulah yang kerap membuat iman kita goyah atau lemah untuk mendengar dan melaksanakan perintah Alllah. Kecintaan kepada isma’il kita yang berlebihan juga akan membuat kita menjadi egois, mementingkan diri sendiri, dan serakah tidak mengenal batas kemanusian. Demikian diungkapkan Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi dalam khutbahnya ketika menjadi khatib dalam shalat idul adha 1438 H di halaman balaikota, jumat (1/9).

Janganlah kecintaan terhadap isma’il-isma’il itu membuat lupa kepada Allah. Tentunya negeri ini yang saat ini dalam kondisi yang dipenuhi dengan berita-berita keburukan dalam berbagai sendi kehidupan berbangsa dan bernegara sangat membutuhkan hadirnya sosok Ibrahim di elite politik dan pemimpin bangsa yang siap berbuat untuk kemaslahatan orang banyak dengan berjihad dalam semangat totalitas, integritas, dan loyalitas sesuai tanggung jawab yang diemban dan kewenangan yang dipunyai untuk lebih mementingkan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi atau golongan guna mencapai  Indonesia yang maju, sejahtera, berdaulat dan bermartabat.

“Kehadiran Idul Adha di tengah kehidupan peradaban umat saat ini, memiliki makna amat penting untuk ditangkap dalam perspektif ajaran dan makna agama yang substansial. Idul adha merupakan ritual keagamaan yang sarat nuansa simbolik metaforis yang perlu dimaknai secara kontekstual dalam pijakan nilai-nilai universal islam”, tutur wakil walikota

Wakil Walikota menambahkan Wahyu Allah SWT kepada Ibrahim untuk mempersembahkan putranya yang kemudian diganti hewan kurban memperlihatkan, tidak satu manusia pun boleh merendahkan manusia lain, menjadikannya sebagai persembahan, atau melecehkannya dalam bentuk apapun. Sebab, manusia sejak awal dilahirkan setara dan sederajat. Nilai-nilai yang mempresentasikan kesetaraan dan sejenisnya perlu diaktualisasikan kedalam realitas kehidupan sehingga dunia dipenuhi kedamaian, saling peduli, saling menghormati.  

Ditengah suatu bangsa, ketika orang kaya hidup mewah diatas penderitaan orang-orang miskin, ketika anak-anak yatim dan mereka yang papa merintih dalam belenggu nasibnya, ketika para penguasa menggunakan kekuasaannya untuk mensejahterakan dirinya bukan untuk member kesejahteraan kepada rakyat miskin, ketika para penegak hukum memihak orang kaya daripada kebenaran. Dalam kondisi inilah maka esensi perayaan idul qurban yang sesungguhnya perlu kita aktualisasikan dengan pembelaan kepada mereka yang kurang mampu secara ekonomi, pembelaan terhadap mereka yang mendapat perlakuan tidak adil secara hukum, pembelaan terhadap mereka yang tidak mendapatkan haknya. Ungkap wakil walikota

Dalam khutbah akhirnya wakil walikota mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meneladani nilai-nilai substansi ‘pengorbanan Ibrahim’ untuk dapat dijadikan nilai-nilai keseharian, nilai-nilai dalam kita bekerja untuk para pegawai, nilai-nilai dalam kita berdagang untuk para pengusaha, nilai-nilai dalam kita menjalankan tugas untuk para pejabat dan pegawai negeri, nilai-nilai dalam kita mendalami dan menyebarkan ilmu untuk para cendikiawan.

“Marilah makna dan nilai idul adha tidak sebatas kita maknai dengan ritual berkurban kambing, unta, sapi, 1 tahun sekali, tetapi hendaknya memaknai bahwa semangat untuk memberi dan peduli kepada sesama harus selalu ada dalam jiwa kita dalam kehidupan dan kesehariannya, siapun dia”, ajak wakil walikota