Cari Solusi Bentor, Wawali Akan Diskusikan Dengan Pemprov

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi merespon positif kedatangan sejumlah pengemudi becak motor (bentor) di Balai Kota hari ini, kamis (10/8). Dalam pertemuan tersebut Heroe meminta para pengemudi bentor untuk bersabar menunggu proses pembuatan prototipe yang tidak bisa dilakukan secara singkat.

Dalam audiensi yang berlangsung di ruang Sadewa Kompleks Balai Kota tersebut, Heroe juga menekankan agar para pengemudi bentor tetap mematuhi peraturan yang ada sebelum ada peraturan baru yang mengatur bentor.

“Saat ini prototipe secara teknis dalam proses tetapi aspek implementasinya masih perlu uji teknis dan uji lapangan agar mencapai standar kelayakan,” jelas Heroe.

Dalam pembuatan prototipe, Heroe menekankan pentingnya semua pihak untuk tetap mentaati peraturan yang berlaku saat ini. “Memang benar sudah ada beberapa lembaga yang mengajukan prototipe bentor, namun proses tersebut harus membutuhkan waktu yang tidak sebentar,” sambungnya.

Ia menjelaskan, kalaupun nantinya protipe itu disetujui masih harus melewati proses yang panjang, karena harus disepakati dalam kebijakan bersama. “Prototipe tidak mudah, tidak cepat dan tidak bisa dipaksakan,” tegasnya.

Pemkot tidak bisa memutuskan masalah ini sendiri, sambungnya, apalagi persoalan ini sebenarnya adalah ranah Dinas Perhubungan.

Menanggapi keluhan para pengemudi bentor dengan pemberlakuan zonasi di malioboro, secara tegas Heroe mengatakan, terkait pengaturan sistem transportasi termasuk di malioboro tidak bisa dilakukan sendiri oleh Pemkot, karena harus dilakukan bersama Pemerintah Provinsi DIY.

“Zonasi berada dalam ranah kebijakan penataan malioboro bersama Pemprov DIY, Jadi kaitanya dengan manajemen transportasi, kami dari Pemkot harus bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi DIY. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” paparnya.

Namun begitu, Heroe menerima semua masukan dari para pelaku bentor dan akan membawanya dalam diskusi antara Pemkot dengan Pemerintah Provinsi. “Saat ini sudah ada Sekber (Sekretariat Bersama) antara Pemkot dengan Pemprov yang gunanya untuk bersama-sama mengatur malioboro termasuk mengatur transportasinya,” jelasnya.

Heroe berharap Sekber tersebut bisa memberikan solusi terbaik bagi semua pihak, termasuk mengakomodasi kebutuhan para pengemudi bentor. “Sekber ini dibentuk agar kebijakannya tidak kesana-kemari, agar tidak ada kesan saling lempar,” tandasnya.

Heroe mengajak semua pihak termasuk para pengemudi bentor untuk bersama-sama menjaga Kota Yogyakarta khususnya Malioboro agar tetap nyaman bagi para pengunjungnya. “Malioboro itukan jantungnya Kota Yogyakarta, marilah kita jaga kenyamanannya dengan mentaati peraturan yang beralaku,” jelasnya.

Sementara itu Ketua Paguyuban Pengemudi Bentor, Parmin mengaku berharap pada Pemerintah untuk bisa menampung aspirasinya sekaligus memberikan solusi yang bijak untuk semua pihak.

“Maksud kedatangan kami adalah untuk menanyakan kembali sejauh mana proses pembuatan prototipe bentor saat ini, sekaligus meminta solusi terkait penerapan zonasi di malioboro,” katanya. (Tam).