Berbuka Puasa  Bersama Pedagang Pasar Tradisional, Walikota  Ingatkan Pedagang Jangan Nuthuki Pembeli

Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti melakukan kegiatan berbuka puasa bersama masyarakat Paguyuban Pedagang Pasar Tradisional Kota Yogyakarta. Sebelum berbuka bersama dilakukan sarasehan  antara para pedagang dan Walikota didampingi, Asisten Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang.

Walikota Yogyakarta berharap para pedagang tradisional Kota Yogyakarta melakukan kegiatan berdagang  dengan jujur dan tanggung jawab. Walikota mengatakan bahwa di bulan puasa dan menjelang libur liburan banyak mahasiswa dan  masyarakat sudah mulai meninggalkan kota Yogyakarta untuk berlibur ke kampung halamannya.  Hal ini akan sedikit berimbas pada sepinya pembeli, tidak terkecuali  di pasar tradisional.  Pada kesempatan yang sama ada banyak  masyarakat luar yang masuk ke kota Yogyakarta untuk berlibur di kota wisata ini. Tentu saja  berlibur dan sekaligus membelanjakan uang mereka untuk membeli oleh oleh. Untuk itu Walikota menghimbau kepada para pedagang tradisional untuk tidak menaikkan harga seenaknya sehingga memberatkan para pembeli dan hal ini  akan menjadi preseden yang tidak baik ke depannya.

“Saya sangat berharap kepada bapak, ibu pedagang di seluruh pasar tradisional di kota Yogyakarta, jangan menaikkan harga dengan tidak bijak.  Sekali lagi  saya minta jangan pasang aji mumpung, 'ojo nuthuki rega’, yang wajar saja ya,” ujar Walikota di depan para pedagang di Gedung  Aula Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasthy), jalan Bantul Yogyakarta, Jumat, (09/06/17) sore. Menurutnya kondisi seperti itu akan berlangsung sesaat saja, karena bertepatan dengan liburan Hari Raya dan liburan sekolah. “Saya percaya penuh pada Bapak Ibu pedagang sekalian, apalagi ini masih dalam bulan puasa, pasti bapak ibu menjalankan dengan jujur dan bertanggung jawab,” tambah Walikota.

Sementara itu, pada acara sarasehan, beberapa pedagang mengeluhkan sepinya  pembeli pada  beberapa komoditas  tertentu sebagai akibat  kemajuan teknologi informasi (TI) . Sebaliknya,beberapa pedagang yang telah menggunakan TI dalam melakukan transaksi jual beli melalui  media daring (on line) mengalami peningkatan pesat dalam penjualan. 

Menanggapi  keluhan  pedagang  tersebut, Ir. Supartama, M. Sc, Kepala Bidang Pengembangan dan Pendapatan Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengajak para pedagang untuk membuka wawasan baru dalam menjawab keinginan pembeli. Menurutnya, keinginan pembeli sekarang ini adalah bagaimana mereka mendapatkan barang  komoditas yang diinginkan hanya melalui teknologi infomasi atau on line. 

Untuk itu, Supartama mengajak para pedagang untuk mau belajar dan berbenah diri. Para pedagang juga diharap dengan jeli membaca fenomena keinginan para pembeli sekarang ini. “Fenomenanya sekarang ini adalah pembeli ingin membeli dengan cara mudah yakni dengan melalui internet. Ini fakta yang sudah ada di depan mata. Untuk itu para pedagang mau tak mau harus mengikuti arus itu dan mau belajar. Kami (Dinas Perindustrian dan Perdagangan)  akan siap membantu para pedagang untuk memberi pelatihan. Asal bapa ibu pedagang mau belajar, kami siap,” tegas Supartama.

Supartama mengatakan siap memberikan pendampingan kepada para pedagang yang mau mengembangkan usahanya melalui jasa media daring.  Diakui Supartama, bahwa banyak pedagang tradisonal  yang belum terlalu familiar dengan model penjualan melalui media daring seperti sekarang ini. Namun sebaliknya, banyak pedagang  yang berusia muda yang sudah mengenal teknologi informasi sudah mulai bertransaksi melalui internet. Supartama akan terus mendorong para pedagang tradisional untuk terus mengembangkan usahanya mengikuti kemajuan jaman sekarang ini dengan tidak meninggalkan nilai nilai dan etika yang sudah terjalin di pasar tradisional selama ini.

Dirinya juga menghimbau kepada pedagang untuk tidak latah dalam mengikuti tren yang sudah  berkembang,  tetapi mencari terobosan baru. “ Cari terobosan baru. Kira-kira produk apa apa yang belum  menjadi tren untuk kedepan. Buatlah itu menjadi tren,”tambah Supartama.

Menanggapi maraknya pedagang di luar komunitas pedagang tradisional yang menggelar dagangannya di luar area pasar dengan produk dan komoditas yang sama, seperti yang terjadi di pasar Pasthy dan pasar Sentul, Supartama meminta agar para pedagang  juga mulai instropeksi diri dan mau membenahi diri. Pedagang juga harus jeli membaca keinginan para pembeli, terutama pada jenis komoditas, kepastian harga, jam buka dan juga kualitas barang. Apabila semua sudah dipenuhi oleh para pedagang maka Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan dengan tegas menertibkan semua pedagang liar di luar area pasar resmi. “Kami siap menertibkan semua itu, namun kami juga minta padagang juga harus memulai membenahi diri dari dalam. Intinya Pemkot tidak menolelir kegiatan transaksi jual beli di luar area pasar yang telah ditentukan,” pungkasnya.

Usai melakukan sarasehan dan berbuka bersama, Walikota menjalankan ibadah shalat Magrib bersama para pedagang di Aula Pertemuan Pasthy.(@mix)