Sambut Ramadhan, Warga Sosromenduran Gelar Tradisi Apeman

Menjelang datangnya bulan Ramadhan, beberapa kampung di Kota Yogyakarta melaksanakan tradisi apeman. Tradisi pada Bulan Ruwah atau Sya’ban ini juga sebagai simbol permintaan maaf antarwarga sebelum menjalankan ibadah puasa, sesuai dengan kalimatnya apem yang berasal dari bahasa arab ‘afwan’ atau masyarakat Jawa menyebutnya apem.

Seperti yang di lakukan oleh warga Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogya.  Ratusan warga se Kelurahan Sosromenduran berjajar di sepanjang jalan untuk membuat Apem. Gelaran apeman yang digelar di sepanjang Jalan Sosrowijayan tersebut menjadi daya tarik wisatawan.

Tak pelak kegiatan tersebut mengundang wisatawan berdatangan karena aroma adonan kue apem yang dipanaskan dalam wajan cukup menyengat sampai Jalan Malioboro. Warga yang datang ke Jalan Sosrowijayan sendiri boleh menikmati apem tersebut secara gratis.

Ketua Panitia, Ipung Purwandari, mengatakan tradisi tahunan yang digelar di sepanjang Jalan Sosrowijayan ini bukan hanya untuk merekatkan persaudaraan warga kampung menjelang bulan puasa. Namun juga sebagai destinasi wisata budaya di Yogyakarta.

"Selain merekatkan persaudaraan melalui tradisi ini, kita juga berkirim doa bersama untuk para keluarga yang telah meninggal," katanya.

Pada acara tersebut warga Kelurahan Sosromenduran tidak hanya membuat apem saja, namun mereka juga membuat ketan, dan kolak. Ketan disimbolkan sebagai perekat untuk masyarakat.

Ipung menjelaskan Apem yang sudah selesai dibuat,  imbuhnya, akan langsung dibagikan kepada wisatawan yang berada di sepanjang Jalan Sosrowijayan. Sedangkan sisanya akan dibuat menjadi gunungan dengan tinggi satu setengah meter.

“Apem, ketan, kolak nantinya pada sore harinya akan dikirab keliling kampung dalam bentuk gunungan. Ribuan apem yang dibuat warga ini juga dinilai dari sisi rasa, bentuk dan penataanya” katanya di lokasi, Minggu (21/5).

Pada tradisi apeman kali ini terdapat 70 kelompok warga terdiri dari ratusan warga ibu-ibu yang membuat apem. “ Kami juga mengundang pemilik hotel, bar, dan restaurant yang ada Kelurahan Sosromenduran agar mereka berkontribusi dan menyadari potensi yang ada sekaligus sebagai daya tarik wisata” ungkapnya.

Sementara itu Sekretaris Dinas Priwisata Kota Yogya, Yunianto Dwi Sutono yang hadir dalam kesempatan tersebut mengaku merasa bangga atas greget warga Kampung Sosromenduran dalam menyambut bulan Ramadhan tahun ini.

"Ini merupakan bentuk konkret salah satu budaya yang ada di Kota Yogyakarta dalam menyambut puasa," katanya.

Menurutnya, Tradisi ini harus di pertahankan dan di lestarikan. Selain menjadi ajang keakraban warga. “Selain itu apeman ini juga bisa menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta” ungkapnya.

Rianti, salahsatu warga Sosromenduran mengaku senang karena bisa kembali terlibat dalam even tahunan tersebut. “Selain bisa meneruskan tradisi ini kepada anak-anak, kami juga bisa kumpul-kumpul dengan warga lainnya.,” katanya.

Pada tradisi apeman kali ini ia bersama ibu rumah tangga lainnya dari RT 13 akan membuat sekitar 100 apem untuk dibagikan ke warga dan dikirab. (Han)