Merti Tuk Umbul, Tradisi Warga Warungboto Sebelum Bulan Ramadhan

Untuk menyambut datangnya Bulan Ramadhan tahun 2017, masyarakat kampung Wisata Warungboto mengadakan acara Merti Tuk Umbul. Tuk Umbul sendiri merupakan bangunan peninggalan dari masa Sri Sultan HB II yang sering juga disebut Situs Warungboto.

Kegiatan rutin tahunan ini mengangkat sebuah tradisi masyarakat menjelang bulan Ramadan, yakni padusan atau mandi besar mensucikan diri dari hadas dan najis yang bermakna bahwa seseorang bersiap menunaikan ibadah puasa Ramadhan

Menurut Ketua panitia acara tersebut, Ferian Fembriansyah makna dari Merti Tuk Umbul adalah agar masyarakat, khususnya masyarakat Jawa siap secara lahir dan bathin memasuki Bulan Ramadan dengan padusan. Hal ini digambarkan melalui sendratari padusan yang dibawakan oleh generasi muda Warungboto.

“Merti Tuk Umbul atau yang berarti menjaga membersihkan Umbul merupakan salah satu upaya budaya yang dilakukan oleh warga masyarakat warungboto untuk memunculkan kembali nuansa tradisi dan sekaligus memperkenalkan kepada khalayak ramai mengenai keberadaan cagar budaya ini” katanya, Minggu (14/5)

 Lebih dari itu, lanjutnya, Merti Tuk Umbul juga merupakan sebuah wadah bagi para penduduk untuk mengikat tali silaturahmi serda menumbuhkan rasa tepa selira.

Pembukaan acara dimulai dengan arak-arakan Bregodo Wira Tirta Brata dan Wira Tirta Pertiwi bersama komponen masyarakat serta sebuah ikon upacara tradisi, yaitu Jodang Ramadhan berisi perlengkapan ibadah dalam menunaikan shalat yang menjadi kewajiban Muslim dan bersiap untuk melaksanakan seluruh rangkaian ibadah di Bulan Ramadhan.

“Air suci yang diambil dari tuk lanang dan tuk wadon ini dituangkan di area acara Merti Tuk Umbul sebagai simbol bersatunya pria dan wanita sebagai sumber kehidupan, sementara Jodang Ramadan berisi seperangkat alat sholat sebagai pertanda kesiapan menjalankan ibadah ritual di Bulan Ramadan akan dibagikan ke masyarakat,” katanya.

Kemudian acara ditutup dengan pagelaran sendratari padusan Tuk Umbul yang dimainkan oleh paguyuban seni Wiromudo Anggoro. Sendratari Padusan sendiri menceritakan tentang mensucikan diri dari hal - hal buruk, salah satunya dengan cara padusan. (Han)