Gugah Umat Islam Berzakat, BAZNAS Gandeng Cak Nun

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta menggelar acara pengajian bersama budayawan Emha Ainun Nadjib atau yang akrab dipanggil Cak Nun dan Kiai Kanjeng pada hari Jum’at (5/5) malam bertempat di Halaman Balai Kota.  Hadir pula dalam acara ini, Pj Walikota Yogyakarta, Drs. Sulistyo. SH. CN. M.Si, Walikota dan Wakil Walikota terpilih Kota Yogyakarta periode 2017-2022, Drs. Haryadi Suyuti dan Drs. Heroe Poerwadi, MA, Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Dra. Rr. Titik Sulastri serta Ibu Tri Kirana Muslidatun , S.Psi selaku Duta Zakat Kota Yogyakarta.

Dijelaskan oleh ketua BAZNAS Kota Yogyakarta, Prof. Dr. H. Muhammad, M.ag, Acara yang mengambil tema Kebangkitan Zakat ini dimaksudkan agar masyarakat Kota Yogyakarta semakin mengenal BAZNAS beserta program-programnya, dan nantinya diharapkan mampu menggugah masyarakat untuk berzakat.

“Pengajian ini diselenggarakan sebagai salah satu program BAZNAS dalam rangka mendekatkan diri kepada masyarakat. Selama ini BAZNAS menghimpun dana dari para pegawai di lingkungan Pemkot. Pada tahun 2016 kemarin mencapai 4,1 M yang sudah ditasharufkan kepada yang berhak melalui berbagai program seperti Jogja Takwa, Jogja Cerdas, Jogja Sejahtera, dan Jogja Sehat. Harapannya, di tahun 2017 ini semakin banyak warga masyarakat yang turut berzakat melalui BAZNAS sehingga bisa mencapai target kami, yaitu 5 Milyar” Jelas Muhammad.

Adapun, Pj. Walikota Yogyakarta, Drs. Sulistyo. SH. CN. M.Si  mengingatkan pentingnya Zakat. Menurut Sulistyo, zakat yang dikelola dengan baik mampu mengentaskan persoalan kemiskinan di Kota Yogyakarta

“Kalau kita melakukan zakat, dan zakat dikelola dengan baik, maka persoalan kemiskinan selesai, persoalan lain juga selesai. Zakat juga tidak akan merugikan kita karena dalam hadist sendiri Nabi bersabda, barang siapa suka membantu orang lain, Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat” Tuturnya.

Sementara itu, Cak Nun mengapresiasi penyelenggaraan acara ini, di mana Pemerintah Kota Yogyakarta melalui BAZNAS memiliki upaya untuk mensinergikan zakat sebagai syariat Islam dengan program pemerintah.

“Secara resmi, cara berpikir kotamadya sudah benar, Sudah ada ijtihad sehingga zakat diakomodasi oleh pemerintah pada porsi yang seharusnya” Tutur Pria kelahiran Jombang, 63 tahun yang lalu tersebut.

Lebih lanjut, Cak Nun juga memberikan berbagai perspektif baru mengenai Zakat, baik dari segi syariat maupun kultural. Menurut Cak Nun, zakat berangkat dari kesadaran untuk berbagi karena sejatinya manusia di dunia ini tidak memiliki apa-apa

“Cara berpikirnya bukan saya zakat 2,5 persen tapi Allah memberi saya 100 persen yang 97,5 persen buat saya, selebihnya 2,5 persen buat orang lain” Ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Cak Nun juga memberikan berbagai saran kepada BAZNAS agar distribusi zakat kepada kaum dhuafa lebih optimal. Dikatakan oleh Cak Nun, Badan Zakat sebaiknya tidak berkerja berdasarkan program semata, namun juga memiliki porsi anggaran cadangan bagi dhuafa yang membutuhkan uang dalam keadaan darurat.

“Saran saya BAZNAS ada 10-30 persen dari dana yang terhimpun sebagai uang standby untuk dialokasikan buat orang yang benar-benar terdesak kebutuhan. Dana bukan hanya dipakai untuk program yang direncanakan, tapi perlu ada dana yang siaga pada kebutuhan mendesak orang untuk membedakan zakat sebagai program untuk dhuafa dengan program pembangunan milik pemerintah” Jelasnya (ams)