Pemkot Realisasikan 67 Inovasi Daerah

Dalam rangka memberikan layanan optimal pada masyarakat, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berkomitmen untuk terus merealisaikan inovasi daerah. Hingga saat ini, dari 120 inovasi yang direncanakan, sudah terdapat 67 yang telah dieksekusi.

Pada Februari 2015, Kota Yogyakarta ditunjuk oleh Lembaga Administrasi Negara sebagai Pilot Project Laboratorium Inovasi Daerah. Kota Yogyakarta dinilai siap dan memiliki komitmen untuk melakukan inovasi, sebab inovasi masih dianggap sesuatu yang merepotkan, tidak lazim, dan menabrak aturan.

“Namun komitmen yang tinggi dari Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mengoptimalkan tugas pelayanannya kepada masyarakat menjadikan kami siap untuk ditunjuk sebagai Laboratorium Inovasi Daerah,” Kata Staf Ahli Walikota Bidang Perekonomian, Bejo Suwarno saat menerima kunjungan kerja DPRD Tanah Datar, senin (3/4).

Inovasi serta beberapa terobosan yang telah dilakukan meliputi berbagai pelayanan yang berhubungan langsung dengan masyarakat diantaranya dalam bidang kesehatan Pendirian RSL (Rumah Sehat Lansia), Pendirian Rumah Sakit Pratama (tanpa kelas), Layanan Kegawatdaruratan YES 118 yang terintegrasi dengan Public Safety Center (PSC) 119 Kementerian Kesehatan RI, Sertifikasi dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) versi 2012 dengan predikat PARIPURNA pada Mei 2016 bagi RS Jogja (RSUD).

Sementara dalam bidang lingkungan hidup, Pemkot melalui Dinas terkait telah memiliki 405 Bank Sampah atau 65% dari 616 RW se-Kota Yogyakarta, guna mengatasi permasalahan sampah dan limbah cair perkotaan, Pemkot Membentuk kerjasama regional dengan Kabupaten Sleman dan Bantul dalam wadah KARTAMANTUL.

“Kami juga telah melakukan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau Publik dimana hingga 2016 sudah terdapat 41 ruang terbuka hijau publik yang tersebar di 33 kelurahan dari total 45 Kelurahan,” sambungnya.

Dalam meningkatkan kualitas infrastruktur Pemkot telah melaksanakan program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) di 12 Kelurahan yaitu klitren, baciro, bumijo, tegalrejo, kricak, brontokusuman, sorosutan, purbayan, prawirodirjan, ngupasan, pakuncen, dan pringgokusuman.

Selain itu, lanjut Bejo Suwarno, Pemkot juga telah memaksimalkan penggunan embung langensari yang merupakan salah satu fasilitas publik yang berfungsi sebagai kawasan daya tampung air, serta juga sebagai wahana konservasi dan kegiatan rekreasi masyarakat. (Nurul/Tam).