RW 13 Keparakan Wujudkan Kotaku Lewat PLPBK

Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti ketika mengamati maket hasil Penataan Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) di RW 13, Keparakan.

RW 13 Kelurahan Keparakan, Kecamatan Mergangsan berhasil mewujudkan kawasan Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) melalui program Penataan Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) yang sudah berjalan sejak  tahun 2014 lalu. Dikatakan oleh Dessy Triyanto selaku Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Wiramukti Keparakan, keberhasilan proyek yang digagas oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut tak lepas dari dukungan Pemerintah Kota Yogyakarta, baik melalui Walikota, SKPD yang terlibat seperti Dinas Kimpraswil dan Bappeda, camat dan lurah, serta peran aktif masyarakat itu sendiri.

“Terimakasih pada Bapak Walikota yang telah memutuskan wilayah Keparakan sebagai sasaran PLPBK, juga atas bantuan dari SKPD di Pemerintah Kota Yogyakarta serta partisipasi yang luar biasa dari warga masyarakat yang telah bersama-sama mewujudkan RW 13 Keparakan sebagai kawasan tanpa kumuh. Harapannya, program ini akan terus berlanjut karena masih banyak wilayah kumuh yang belum ditangani secara optimal” Tutur Dessy di sela-sela acara Syukuran keberhasilan PLPBK, Minggu (18/9) pagi di Ruang Terbuka RW 13 Keparakan.

Terkait dengan keberhasilan tersebut, Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti merasa bangga dengan keguyuban warga Keparakan dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, indah, dan asri. Selanjutnya walikota mengingatkan agar warga Keparakan untuk tetap mempertahankan komitmen mereka dalam menjaga lingkungan mereka dan ke depannya apa yang dilakukan mereka mampu menjadi percontohan bagi wilayah lain di Yogyakarta.

“Kebersihan di lingkungan ini merupakan bukti dari kebersamaan warga. . Bukti yang ada ini dapat menjadi modal untuk pembangunan selanjutnya. Semoga kebersihan ini tidak berhenti di sini saja, namun akan terus dijaga sehingga dari Keparakan akan mewujudkan Yogyakarta yang bersih, tertib, dan aman dan  menjadi kota yang nyaman ditinggali maupun dikunjungi” Ungkap Walikota.

Selanjutnya, walikota juga berpesan agar dalam pembangunan wilayah, aspek legalitas pertanahan juga harus diperhatikan. Walikota meminta agar warga tak sungkan untuk mengurus sertifikat pertanahan di Badan Pertanahan Nasional (BPN), hal tersebut agar nantinya tidak terjadi silang sengkarut masalah sertifikat tanah.

“Jangan takut untuk mengurus legalitas tanah di BPN, saat ini BPN Kota Yogyakarta sudah bebas korupsi sehingga jangan khawatir dengan adanya praktek suap menyuap” Kata walikota.

Hasil dari PLPBK tersebut adalah pembuatan IPAL, MCK komunal, perbaikan dan perbaikan jalan, serta penataan pinggiran kali Code sehingga terlihat lebih asri. Dalam proses PLPBK ini, salah satu warga, yakni kelarga (Alm) Artidjan turut memberi bantuan berupa hibah tanah seluas lebih dari 500m2.

Menurut pengakuan Sugiyono, seorang warga RW 13, hasil yang didapatkan PLBPK sangat memuaskan dan bisa langsung dirasakan oleh masyarakat, namun demikian ia berharap masih ada perbaikan lagi, terutama di wilayah bantaran sungai. Menurut Sugiyono, saat ini warga yang berada di wilayah tersebut masih merasa khawatir akan terjadinya banjir jika ada hujan besar. Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono akan segera menangani hal tersebut secepatnya.

“Saat ini kami telah mengambil alih urusan penataan sungai dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak, untuk selanjutnya akan segera kami perbaiki awal tahun depan” Janji Agus.

Diwacanakan Jadi Kampung Wisata

Sementara itu, menurut Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Edi Muhammad, kawasan Keparakan Kidul yang sebelumnya sudah terkenal sebagai kampung kerajinan, sebenarnya berpotensi untuk dikembangkan menjadi Kampung Wisata, berangkat dari banyaknya wisatawan asing yang sering terlihat berada di wilayah Keparakan yang dilewati Sungai Code. Edi berharap warga dapat menggandeng pihak travel agent untuk menggaet wisatawan menikmati wisata susur kali code di wilayah Keparakan.

Wacana tersebut disambut baik oleh RM Budi Santoso selaku Kepala Bidang Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata Disparbud Kota Yogyakarta, diwacanakan oleh Budi, Keparakan nantinya dapat bersinergi dengan kampung lain di wilayah Mergangsan seperti Dipowinatan dan Pujokusuman untuk membentuk cluster-cluster kampung wisata.

“Namun untuk mewujudkan hal ini tidak mudah, perlu komitmen kuat dari warga masyarakat Keparakan” Pungkas Budi. (ams)