Gerebek Takjil Awali Gelaran Pasar Sore Ramadhan Tempo Doeloe Nitikan

Takmir Masjid Muthohirin Nitikan kembali menggelar Pasar Sore Ramadhan Jogja Tempo Doeloe.Di bawah guyuran hujan deras, event tahunan yang diselenggarakan di sepanjang Jalan Sorogenen tersebut diawali dengan kirab budaya Gerebek Takjil Santri Nitikan pada hari Senin (6/6) sore.

Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti mengapresasi kegiatan tersebut, menurut walikota, kegiatan tersebut mempunyai makna yang sangat istimewa karena mampu memasuki berbagai sisi, baik sebagai saran syiar Islam, sarana pendongkrak ekonomi masyarakat, serta sarana silaturahim warga Nitikan dan sekitarnya “Saya menyambut baik kegiatan ini, karena selain mampu menjadi syiar islam dan menyambung silaturahim warga, juga mampu menjadi ajang promosi bagi produk-produk industri rumah tangga” Tutur Walikota ketika ditemui di sela-sela acara pembukaan.

Lebih lanjut, walikota mengingatkan, dalam menyelenggarakan pasar sore ramadhan  ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, yakni aspek kualitas produk yang dijual maupun aspek ketertiban “Produk yang dijual tentu harus diperhatikan kualitas serta kebersihannya, selain itu karena melibatkan berbagai pihak dan memanfaatkan fasilitas umum tentu aspek ketertiban dan keamanan harus diperhatikan sehingga mereka yang hadir merasa nyaman dan pengguna jalan lainnya juga tidak terganggu” Tambah Walikota.

Sementara itu, dijelaskan oleh Dwi Kuswantoro selaku panitia Pasar Sore Jogja Tempo Doeloe, pada penyelenggaraan kali ini, panitia menggandeng Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) DIY untuk menjaga kualitas makanan yang dijual “Kami menjalin kerjasama dengan BPOM DIY dalam rangka memberi edukasi kepada pedagang dan juga akan melakukan pengawasan secara berkala agr kualitas maupun higienitas produk yang dijual tetap terjaga. Harapannya konsumen akan merasa aman dan nyaman dalam berbelanja” Jelasnya.

Diungkapkan oleh Dwi, kegiatan pasar sore tahun ini dikemas lebih meriah dibandingkan dengan tahun lalu. Stand pasar yang pada tahun lalu hanya menggunakan 500 meter Jalan Sorogenen ditingkakan menjadi satu kilometer dengan 220 stand yang turut berpartisipasi “Harapannya dengan semakin panjang space yang digunakan, jumlah pedagang dan masyarakat Nitikan yang bisa berpartisipasi juga akan meningkat” Katanya.

Pasar Sore yang sudah hadir sejak tahun 2008 ini sebelumnya lebih populer dengan sebutan “Jalur Gaza” yang merupakan akronim dari Jajanan Lauk, Sayur, Gubug Ashar Zerba Ada” namun sejak tahun 2015, gelaran ini diubah namanya menjadi Pasar Sore Ramadhan Jogja Tempo Doeloe.  Selain kegiatan pasar sore, digelar pula berbagai kegiatan untuk menyemarakkan bulan Ramadhan seperti pengajian takjil, kuliah subuh, dan juga pengajian intensif bagi anak-anak dan remaja, dan sebagai puncak acara akan diadakan takbir keliling dengan 1.000 oncor/obor. Menurut Dwi, ditampilkannya pawai oncor tersebut dimaksudkan supaya warga  kembali mengingat suasana Jogja tempo dulu ketika oncor masih menjadi alat penerangan utama “Event takbir keliling yang akan diikuti oleh lebih dari sepuluh kelompok ini juga akan dilombakan dan memperebutkan piala Walikota Yogyakarta” Pungkas Dwi. (ams)