Kenalkan Cinta Lingkungan Di Plasma Nuftah Pisang

Sebanyak 50 Siswa-siswi kelas tiga hingga kelas enam Sekolah Dasar (SD) Kintelan 2 Yogyakarta mengikuti kegiatan minitrip yang berlokasi di Kebun Plasma Nutfah Pisang Dinas Perindustrian Perdagngan Koperasi dan Pertanian (Disperindakoptan) Kota Yogyakarta.

 Kegiatan minitrip tersebut merupakan bagian dari rangkaian program pembelajaran yang di adakan oleh Himpunan Mahasiswa Pasca Sarjana (HMP) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

Ketua HMP UGM, Loekman mengatakan jika HMP selalu rutin mengadakan acara minitrip untuk pelajar tingkat SD. “Kami selalu rutin mengadakan acara seperti ini, dan ini merupakan salah satu visi dari HMP yakni untuk mencerdaskan anak bangsa” ujarnya di lokasi, Selasa (24.11).

Pemilihan minitrip ke Plasma Nuftah Pisang, menurutnya, karena di plasma nuftah pisang anak anak bisa belajar menanam pohon sampai belajar bagaimana mereka bisa menghasilkan buah pisang yang baik.

Loekman berharap dengan dengan melibatkan para pelajar, mereka jadi bisa belajar lebih jauh tentang tumbuhan dan hewan. “Kelestarian keanekaragaman hayati dengan berbagai jenis flora dan fauna merupakan tanggung jawab bersama. Sebab keanekaragaman hayati merupakan bagian dari kehidupan” tandas loekman.

Dijelaskannya, penanaman pohon dan bunga itu merupakan upaya penyadaran kepada siswa terkait kondisi suhu bumi yang terus meninggi akibat pemanasan global. Dengan kegiatan itu pula, pihaknya juga ingin memberikan pelajaran kepada siswa terkait keseimbangan lingkungan

“Lihat saja, banyak bencana di Indonesia ini disebabkan oleh ketidakseimbangan lingkungan. Ya itu akibat ulah manusia juga,” katanya.

Sementara itu Kepala UPT Pelayanan Pertanian dan Perikanan Kota Yogyakarta, Bambang Widiatmoko mengungkapakan bahwa kebun tersebut sudah mulai dirintis pada 1988 oleh Walikota Yogyakarta saat itu. Ketika itu telah mulai dilakukan pengumpulan, pemeliharaan, dan penyebarluasan koleksi berbagai jenis pisang.

"Mulai tahun 2004, Kebun Plasma Nutfah Pisang ini dikukuhkan Kementerian Pertanian Indonesia sebagai kebun koleksi pisang terlengkap se-Indonesia, bahkan kini se-Asia Tenggara. Sekarang kebun ini juga dikukuhkan sebagai pusat pisang nasional," terang bambang.

Karena telah dikukuhkan menjadi pusat pisang nasional, lanjutnya, maka sarana prasarana pendukung pun semakin dilengkapi.

“Kini kawasan Kebun Plasma Nutfah Pisang telah dilengkapi dengan laboratorium kultur jaringan, laboratorium olahan, dan rumah aklimatisasi sebagai tempat pengadaptasian bibit tanaman” ujarnyanya.

Jadi selain mengoleksi berbagai jenis pisang agar tak punah jenisnya, kata dia, kebun tersebut juga melakukan pembibitan terhadap pisang-pisang yang banyak diminta oleh masyarakat.

Ia menambahkan, buah pisang hasil pertanian kebun ini biasanya juga diolah menjadi berbagai jenis makanan layak jual seperti selai, tepung, maupun criping pisang.

“Lantaran jadi pusat pisang terlengkap, tak heran kalau tempat ini jadi rujukan tempat penelitian mahasiswa pertanian dan menjadi tempat kunjungan para siswa TK hingga SMA untuk mengenal berbagai jenis pisang” tandasnya

Kini kebun pisang tersebut memuat 346 jenis pisang dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, ada juga beberapa jenis pisang dari luar negeri.

“Di antara 346 jenis pisang itu, ada beberapa nama yang unik seperti pisang genderuwo. Ada juga pisang unik seperti berbuah dua tandan, jantung pisangnya tegak ke atas, hingga pohon pisang yang langsung berbuah, tak mempunyai jantung pisang” pungkasnya.

Saat kunjungan ke area kebun pisang, siswa-siswi diajak untuk mengenal aneka jenis pohon pisang. Selain itu, dikenalkan juga bagaimana cara pembibitan pohon pisang, cara memanen pisang, serta aneka jenis olahan buah pisang. Aktifitas kegiatan kunjungan diakhiri dengan bersama-sama mencicipi buah pisang yang langsung dipetik dari pohon dan hasil olahan pisang berupa sari buah pisang. (Han)