500 Anak Difabel Akan Meriahkan Hari Disabilitas Internasional 2015

Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks, yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal.

Sedangkan penyandang disabilitas adalah orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama, di mana ketika ia berhadapan dengan berbagai hambatan, hal ini dapat menyulitkannya untuk berpartisipasi penuh dan efektif dalam masyarakat berdasarkan kesamaan hak.

Siang itu, Selasa (24/11), di Ruang Nakula, komplek Balai Kota Yogyakarta, Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menerima kunjungan dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta yang dipimpin oleh Kepala Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Dinsosnakertrans Octo Noor Arafat. Kunjungan dimaksudkan guna membahas rencana Dinsosnakertrans yang akan menyelenggarakan Peringatan Hari Disabilitas Internasional Tahun 2015, sekaligus meminta kesediaan Walikota Yogyakarta untuk mengadiri dan membuka secara resmi ajang tersebut.

Kurang lebih 500 anak-anak disabilitas se Kota Yogyakarta direncanakan akan turut berpartisipasi dalam event ini.

Hari Disabilitas Internasional Tahun 2015 akan digelar pada Minggu tanggal 6 Desember 2015, mulai pukul 07.00-10.00 WIB, bertempat di Halaman Balai Kota Yogyakarta.

Dimeriahkan Aneka Kegiatan

Gelaran tersebut akan dimeriahkan dengan beraneka kegiatan yakni senam massal, aksi kreasi difabel berdaya, launching rintisan Kecamatan Inklusi, penyerahan alat bantu difabel dan lain-lain.

Rangkaian kegiatan peringatan Hari Disabilitas Internasional 2015 juga akan diisi dengan family gathering keluarga difabel di Kota Yogyakarta dan di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Tegalrejo, Kecamatan Wirobrajan, Kecamatan Kotagede serta Kecamatan Gondokusuman; lalu ada talkshow (tanggal 28 November 2015, pukul 12.00-13.00 WIB, di RRI Pro 2 Kotabaru); kampanye peduli difabel; serta lomba-lomba yakni:

  • Lomba Desain Poster “Jogja Ramah Difabel”. Yang akan diikuti peserta: siswa SMA/SMK sederajat di Kota Yogyakarta. Waktu pelaksanaan: 16-30 November 2015. Batas akhir pengumpulan karya: 1 Desember 2015. Dengan total hadiah: Rp 4.150.000,00.

  • Lomba Film Pendek “Difabel Di Sekitar Kita”. Peserta: siswa SMP/sederajat di Kota Yogyakarta. Waktu: 16 November - 2 Desember 2015. Batas akhir pengumpulan karya: 3 Desember 2015.

Octo menyampaikan bahwa anak-anak penyandang disabilitas di Kota Yogyakarta ingin menunjukkan bakat dan potensinya.

“Kami berharap anak-anak disablitas ini diberikan wadah untuk berekspresi,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Walikota Yogyakarta menyampaikan kesediaannya untuk mewadahi kegiatan ini dengan fasilitas umum yang ada di Kota Yogyakarta.

“Sebaiknya dipilih tempat yang ramai agar semakin banyak masyarakat yang aware perihal disabilitas ini. Kami mempersilahkan Taman Pintar untuk digunakan, agar anak-anak disabilitas sekalian dapat bermain di sana. Mereka juga akan dibebaskan tiket masuk,” tuturnya.

Walikota menambahkan agar gelaran ini nantinya tidak dikemas dengan balutan dramatisme yang berlebihan tetapi dikemas secara proporsional saja. (cok/ris)