PERAN AKTIF PEREMPUAN DALAM MUSRENBANG MENENTUKAN ARAH PEMBANGUNAN

Musrenbang merupakan kegiatan musyawarah tahunan yang dilakukan pemerintah untuk menghimpun aspirasi masyarakat. Tujuannya adalah menetapkan program substansial yang akan dilaksanakan pemerintah berdasarkan kebutuhan masyarakat. Hingga saat ini pemerintah Indonesia telah mempunyai mekanisme perencanaan yang baik sejak dari tingkat kelurahan hingga ke tingkat nasional yakni Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) sesuai undang-undang 25 tahun 2004 ttg Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Hal ini dikatakan Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Kota Yogyakarta Lucy Irawati, dalam acara pelatihan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) bagi perempuan di Kota Yogyakarta, bertempat di Gedung PKK Komplek Balaikota Yogyakarta, Rabu (04/11). Di Jelaskan, dalam Musrenbang yang dihadiri Kader PKK se Kota Yogyakarta ini masyarakat bisa berpartisipasi aktif untuk menganalisa keadaan mereka dan membuat usulan sesuai kebutuhan. Perencanaan dan penganggaran partisipatif mengupayakan usulan masyarakat tidak hanya formalitas belaka dalam musrembang, tetapi memberikan kepastian bahwa program yang diusulkan dapat terakomodasi. Lucy menambahkan, berdasarkan musrenbang tahun kemarin, sudah ditetapkan bahwa Tingkat kehadiran perempuan minimal 25 persen, dan itu sudah bisa dilakukan. Namun yang masih menjadi pertanyaan, dari 25 persen perempuan yang hadir apakah sekedar hadir untuk memenuhi kuota, atau turut aktif berpartisipasi mengajuukan usulan dan kritik berdasar data dan fakta yang terjadi dilapangan . "Ke depan, untuk Rancangan Pembangunan Jangka Menengah 2017-2021 yang diperhatikan bukan sekedar kehadiran, tetapi berapa persen program yang dirancang memperhatikan afirmasi gender perempuan dan anak. Namun usulan program ini bukan hanya berdasar keinginan, namun apa yang dibutuhkan, berdasarkan analisa situasi dan kondisi," katanya. Menurutnya, aspek gender kini sudah menjadi hal yang prioritas selain aspek perlindungan anak dan difabel di Kota Yogya. Dari tahun ke tahun menurutnya semakin mendapat perhatian, terbukti dengan adanya kegiatan semakin banyak "Namun tetap dibutuhkan pemahaman perempuan, dalam merancang, membuat anggaran, melaksanakan, hingga mengevaluasinya. Perempuan harus terus meningkatkan SDM untuk dapat lebih berpartisipasi dalam proses pembangunan. Pelatihan Musrenbang perempuan untuk tahun ini betul-betul beda dari tahun sebelumnya, sebuah langkah dan terobosan baru dalam melibatkan perempuan untuk berperan aktif dalam proses pembanguan. Selama ini, perempuan selalu dalam posisi termarginalkan akan tetapi kegiatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perempuan ternyata Iebih sensitif terhadap perubahan yang terjadi," tandasnya Dalam pelatihan Musrembang ini diharapkan nantinya , perempuan Kota Yogyakarta bisa menyampaikan pandangan, aspirasi, keinginan serta apa yang dibutuhkan. Apa yang disampikan para perempuan tersebut akan menjadi masukan bagi Pemerintah dalam peroses pengambilan keputusan rencana pembangunan, baik ditingkat kelurahan, kecamatan, bahkan kota.