Wujudkan Jogja Bebas TB, Pemkot Lakukan Sinergi dengan Berbagai Pihak

Saat ini penyakit Tuberculosis (TB) menempati kasus terbanyak kedua setelah Demam Berdarah, namun berbeda dengan Demam Berdarah, dalam kasus Tuberculosis penderita biasanya enggan untuk melaporkan karena masih adanya stigma buruk dalam masyarakat dalam memandang penderita TB “Masih ada handicap tersendiri di masyarakat mengenai penderita TB, hal ini menyebabkan penderita enggan melapor sehingga penanggulangan akan semakin sulit” Ungkap Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti di sela-sela acara Advokasi Penanggulangan Tuberculoseis Tingkat Kota Yogyakarta bersama RS Bethesda Lempuyangwangi di R. Merapi, Hotel Novotel. Selasa (22/9) pagi.

Lebih lanjut, Walikota menjelaskan kasus TB yang ditemukan harus linier dengan yang sembuh “semakin banyak kasus yang ditemukan, akan semakin banyak pula kasus yang bisa disembuhkan. Perlu adanya sinergi antara pemerintah melalui puskesmas maupun rumah sakit dengan stakeholder, masyarakat, maupun rumah sakit swasta untuk berkomitmen menanggulangi TB” Tutur Walikota.

Sementara itu, senada dengan apa yang disampaikan Walikota, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr. Fita Yulia Kisworini juga menegaskan agar masyarakat tidak takut terhadap tingginya temuan kasus TB “jangan takut dengan temuan tinggi karena ini artinya tindakan pengobatan bisa segera dilakukan. Saat ini di Yogyakarta temuan mencapai angka 85% dari target 70%. Ini menunjukkan tingginya komitmen dari pemerintah dalam menemukan kasus untuk kemudian ditindaklanjuti. Maka masyarakat dihimbau untuk lebih aktif dalam melaporkan kasus TB, jangan malu dan menutup diri untuk berobat karena TB bisa diobati.” Jelas dr Fita.

Dijelaskan oleh dr Fita, saat ini ada 191 kasus TB BTA positif di Kota Yogyakarta yang beresiko untuk menularkan “kasus ini yang harus diperhatikan, lebih-lebih penderita MDR-TB atau sudah kebal obat, saat ini di puskesmas sudah ada ruang untuk penderita tersebut, ini dilakukan agar tidak menular ke pasien lain. Selain itu puskesmas juga sudah kami fasilitasi dengan obat-obatan dan perlaatan yang mendukung penyembuhan TB” Pungkasnya.

Acara advokasi ini sendiri diselenggarakan oleh RS Bethesda Lempuyangwangi sebagai upaya untuk membangun sinergi antara stakeholder, pemerintah, dan masyarakat dalam menanggulangi TB di Kota Yogyakarta. Dengan mengundang pemerintah, tokoh masyarakat maupun tokoh agama, forum ini mengharapkan adanya pengelolaan isu serta pengelolaan metode yang saling bersinergi dan spesifik. (ams/tyo)