Bergodho Kalinyamat: Tampilkan Sisi Heroik Perempuan

Selama ini barisan bergodho identik dengan laki-laki. Akan tetapi, di Kampung Wisata Pandeyan, Umbulharjo, Kota Jogja, bergodho juga ditampilkan oleh sepasukan perempuan. Hadir dengan gagahnya pakaian ala prajurit, dilengkapi pula dengan senjata busur dan pedang.

Kepala Seksi Pengembangan Kesenian dan Budaya Kampung Wisata Pandeyan, Imanuel Sugeng Priyanto menerangkan, senjata yang menjadi aksesoris para perempuan bergodho ini bukanlah terbuat dari kayu yang berat. Melainkan dari busa hati.

Mengamati pakaian yang dikenakan bergodho yang resmi terbentuk pada 2014 ini, memang tak jauh berbeda, ada kain jarik bermotifkan batik parang. Akan tetapi untuk atasan, bukan lurik yang menjadi pilihan, seperti umumnya seragam bergodho.

"Kami memodifikasi pakaian, karena bergodho Kalinyamat juga menari," ujar Sugeng, ditemui pekan lalu.

Bergodho Kalinyamat terdiri dari 21 orang termasuk komandan. Yang diperankan oleh sejumlah ibu-ibu, dan remaja putri yang merupakan warga Kampung Wisata Pandeyan.

Membicarakan bergodho, tak lengkap rasanya bila alpa menceritakan sejarah kehadirannya. Begitu pula dengan kehadiran bergodho putri Kalinyamat, bergodho yang sebelumnya bernama Sridewi ini.

Sugeng kemudian membalikkan ingatannya, di mana Kampung Pandeyan, mengacu pada Kraton Jogja pada pembentukan bergodho kampungnya. Yakni adanya bergodho lombok abang, bergodho bakdo kupat, dan terakhir Kalinyamat.

Kalinyamat hadir sebagai bentuk adanya kesatuan dan tali ikatan antara Kraton Jogja dengan kerajaan Demak.

"Kalinyamat adalah nama seorang ratu, yang di dalam sejarah, termahsyur sebagai pemimpin perang. Kita ambil filosofi heroik dari Kalinyamat, tanpa melepaskan sisi keperempuanan yang ia miliki," kisah lelaki yang juga menjadi pasukan salah satu bergodho, serta aktif dalam paguyuban ketoprak Kampung Wisata Pandeyan itu.

Meski bergodho Kalinyamat kerap mengisi festival budaya atau kirab, sebagai pelaku budaya, Sugeng masih punya harapan.

"Untuk pemusik dalam bergodho, masih bergabung dengan laki-laki. Harapannya ke depan, pemain musik dalam barisan bergodho Kalinyamat semuanya terdiri dari perempuan," urainya. (Han)