GERAKAN KELUARGA MEMBACA HARUS JADI GERAKAN NILAI

Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto tidak menginginkan gerakan membaca masyarakat yang dicanangkan setahun lalu ( Mei 2009) hanya sekedar seremonial belaka. Dirinya menginginkan gerakan membaca masyarakat yang ke depan akan menjadi gerakan keluarga membaca ini sungguh-sungguh menjadi gerakan masyarakat yang didukung, dipelihara, dimonitor dan dimotivasi oleh masyarakat itu sendiri.

“Saya ingin gerakan membaca keluarga ini menjadi gerakan masyarakat yang memang didukung oleh mayarakat. Gerakan ini diharapkan nantinya dipelihara oleh masyarakat, dimonitoring oleh masyarakat dan paling penting dimotivasi oleh masyarakat itu sendiri,” ujar Walikota saat menjadi keynote speaker workshop Gerakan Keluarga Membaca di Ruang Utama Atas Balaikota Yogyakarta, Rabu, (17/03).

Herry menambahkan gerakan membaca keluarga ini diharapkan menjadi sebuah gerakan nilai. Maka perlu adanya pengawasan dari sisi nilai yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Dan ketika gerakan membaca masyarakat itu dilanggar maka masyarakat akan menjadi malu, karena yang menghukum mereka adalah nilai sosial masyakakat itu sendiri dan bukan hukum positif seperti Peraturan Walikota, Keputusan Walikota, atau sampai Perda. “Karena yang menghukum adalah nilai sosial maka gerakan ini seharusnya menjadi gerakan nilai pula,” tambahnya.

Walikota menambahkan untuk menggerakkan nilai gemar membaca pada masyarakat di masyarakat harus ada jam membaca masyarakat. Ditambahkan  faktor lain yang sangat penting sebelum berbicara gemar membaca adalah mencari tahu seberapa jauh keinginan masyarakat untuk menambah pengetahuan, selalu ingin tahu dan selalu merasa haus akan ilmu pengetahuan yang didapat dari membaca.

Agar mendapatkan hasil yang diharapkan, Walikota meminta agar instansi terkait mencari wilayah mana di kota Yogyakarta yang masyarakatnya sudah siap untuk dijadikan sebagai embrio dan menjadi proyek percontohan  gerakan gemar membaca keluarga di masyarakat. Wilayah ini nantinya akan menjadi contoh bagi wilayah lain di Kota Yogyakarta. Diharapkan pada  beberapa tahun kedepan gerakan nilai ini sudah menyebar ke seluruh masyarakat Kota Yogyakarta, sehingga dengan tanpa disuruh masyarakat sudah terbiasa untuk membaca di jam-jam tertentu.

Sementara itu kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta  Dra. Sulastri mengatakan workshop Gerakan Keluarga Membaca yang dihadiri para camat, lurah, TP PKK, Perwakilan RW, Perwakilan Taman Bacaan Masyarakat, Ormas, SKPD terkait dan Tim Pengembang Perpustakaan ini bertujuan mengembangkan budaya baca masyarakat Kota Yogyakarta. Selain itu, ingin menyosialisasikan jam keluarga membaca di masyarakat serta menampung masukan dari para stakeholder untuk menjalankan gerakan keluarga membaca di masyarakat.

Sulastri mengatakan workshop ini ditindaklanjuti dengan merumuskan implementasi gerakan keluarga membaca, melaunching gerakan jam membaca di Kota Yogyakarta, menggiatkan program jam keluarga membaca pada 10 titik Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Wilayah kota Yogyakarta dan menggiatkan gerakan membaca di masyarakat melalui stakeholder terkait.

Workshop gerakan keluarga membaca ini dihadiri pula ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Cabang DIY R. Sarif Tholib. (@mix)