BATIK JOGJA UNTUK INDONESIA

Rasa bangga dan euphoria atas pengakuan UNESCO yang resmi memasukkan batik dalam daftar representative budaya tak berbenda warisan dunia, disambut oleh Pemkot Yogyakarta dengan mengajak seluruh masyarakat untuk nguri-uri, melindungi dan mempromosikan batik ke seluruh penjuru dunia.

Gelar Expo Produk UMKM Kota Yogyakarta dibuka oleh Walikota Herry Zudianto, Jumat (04/12) di Griya UMKM Jalan Tamansiswa 39. Mengusung tema “Batik Jogja Untuk Indonesia” pameran ini bertujuan untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap produksi dalam negeri utamanya produk batik sehingga masyarakat merasa bangga memakai batik untuk berbagai kesempatan.

Pada pameran ini pengunjung diajak untuk melihat secara lengkap industri batik mulai dari jenis dan bahan baku, jenis pewarna batik, aneka cara proses produksi serta berbagai jenis batik dan industri hilir yang menggunakan bahan baku kain batik.

Walikota mengajak para pengrajin batik di Jogja untuk menggali kreatifitas lebih dalam. Dengan begitu batik akan lebih merasuk ke seluruh lapisan masyarakat dan dapat digunakan tidak hanya pada resmi.

Sementara Ketua Dekranas Kota Yogyakarta, Dyah Suminar mengatakan pihaknya ingin mengedukasi kepada masyarakat tentang batik terutama motif Jogja. Saat ini jumlah pengrajin batik di Kota Jogja tercatat sebanyak 272 pengrajin dengan produk selain kain batik juga fashion, batik kayu, sepatu/sandal dan aneka kerajinan batik lainnya.

Menurut Dyah Batik Jogja sempat surut karena batik hanya dikonotasikan secara ritual atau adat, mestinya batik lebih dapat dikembangkan lagi. Namun sejak 2008 batik sudah menggeliat bahkan akhir-akhir ini pertumbuhan batik semakin meningkat hingga 20-30 persen. Pasaran juga semakin meluas, pengguna juga semakin beragam dari anak-anak hingga dewasa. Pengrajin batik saat ini juga sudah mulai jeli dan semakin kreatif menangkap desain untuk kepentingan anak muda. (ism)